Saat Promosi Jalur Cheng Ho Bikin Hati Runtuh Berkeping-keping

Saat Promosi Jalur Cheng Ho Bikin Hati Runtuh Berkeping-keping
Ilustrasi. Foto: dok/JPG/JPNN.com

Ketika cmminity sudah antusias, lanjut Harry Untoro, event rutin terjadwal setiap tahun, ada improvement, selalu ada perkembangan yang baru, maka itu sudah layak menjadi atraksi budaya yang bisa dipromosikan ke mancanegara. Tentu, harus dikoneksi dengan industry pariwisata, seperti airlines, hotel dan akomodasi, restoran – café, transport local, guide atau pramu wisata, atraksi destinasi yang lain, yang juga harus dibangun agar bisa dieksplorasi lebih dalam. 

Kalau istilah Menpar Arief Yahya, perayaan itu sendiri sudah memiliki cultural value yang tinggi. Sudah menggelinding kuat dan terus menjadi agenda tahunan yang berkembang. Tinggal memikirkan bagaimana commercial value atau financial value-nya bertambah dan memberi dampak ekonomi kepada industri dan public. 

“Kami sudah menjual paket tur Cheng Ho. Paket-paket wisata bahari dengan Yacht atau Cruise yang mengunjungi tompat-tempat yang pernah disinggahi Admiral Cheng Ho, start dari Bali, Batam, dan Jakarta,” jelas Harry Untoro.

Ada Paket Kluster Nusantara (9-12 Hari), dari Denpasar – Surabaya – Semarang – Cirebon – Jakarta – Bangka Belitung – Palembang – Batam – Banda Aceh – Batam/Jakarta. Lalu dilanjutkan dengan heritage city tour per kota destinasinya. Ada juga paket Kluster Sumatera (6-8 Hari), dari Batam – Bangka Belitung – Palembang – Banda Aceh – Batam/Jakarta. Dilanjut city tour di masing-masing destinasi.

Ada paket Kluster Jawa-Bali, sekitar 6-8 hari, dari Denpasar-Surabaya-Semarang-Cirebon-Jakarta. Dan Paket Klaster Jawa-Bali, dari Jakarta-Cirebon-Semarang-Surabaya dan berakhir di Denpasar.

Apakah sudah ada dampaknya? “Ya, paket ini belum lama diluncurkan, tetapi sudah mulai ada peminatnya, dan naik dari tahun sebelumnya. Kita jangan melihat performancy saja, lihat juga proyeksi-nya. Ketika Jalur Cheng Ho ini jadi, destinasinya dibangun bagus, maka potensinya menjadi besar,” ungkap Harry Untoro yang didampingi Asdep Pengembangan Destinasi Wisata Budaya, Lokot Enda. 

Lokot juga masih melihat banyak aspek yang harus dikembangkan secara bersama-sama. Peran Government (G) (Pemda Kota Semarang, dan Pemprov Jawa Tengah), untuk mengembangkan destinasi lain yang terintegrasi. Libatkan media (M) lokal agar memiliki proximity yang kuat, serta media asing agar dipopulerkan jauh hari sebelumnya di Negeri Tiongkok. Peran Community (C) juga lebih bisa diberdayakan, agar mereka juga bisa mendapatkan benefit. 

“Tinggal libatkan Akademisi (A) dan pelaku industry atau business (B). Maka segilima pentahelix akan mempercepat pengembangan destinasi budaya berbasis Cheng Ho,” ungkap Lokot.

SEMARANG - Perayaan 611 tahun Laksamana Cheng Ho di Klenteng Sam Poo Kong Gedung Batu dan Tay Kak Sie Gang Pinggir, Semarang berlangsung heboh. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News