Saat Rupiah Melemah, Mentan Genjot Ekspor

Saat Rupiah Melemah, Mentan Genjot Ekspor
Menteri Pertanian Amran Sulaeman melepas ekspor kegiatan Spekta Hortikultura, Agro Inovasi Fair (AIF) on the spot dan Florikultura Indonesia di Balai Penelitian Sayuran, Lembang, Jawa Barat, Kamis (20/9). Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Di tengah melemahnya nilau tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) saat ini, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman kembali menggenjot volume ekspor komoditas pangan.

Kali ini, Mentan Amran melepas ekspor komoditas hortikultura berupa tanaman hias dracaena 306.000 set ke negara Asia sampai Timur Tengah dan ekspor buncis dan tomat sebesar 600 ton ke Singapura.

“Pangan kita tidak bisa bersaing dengan negara lain tanpa teknologi. Hari ini kita buktikan, berkat kemajuan teknologi yang kita hasilkan sendiri, kita tingkatkan lagi ekspor. Ekspor komoditas hortikultura ke berbagai negara,” kata Amran di acara usai melepas ekspor yang dilakukan pada kegiatan Spekta Hortikultura, Agro Inovasi Fair (AIF) on the spot dan Florikultura Indonesia yang digelar di Balai Penelitian Sayuran, Lembang, Jawa Barat, Kamis (20/9/2018).

Amran mengatakan potensi pertanian Indonesia sangat besar untuk menyediakan pangan secara berdaulat yakni tanpa impor. Faktanya, dulu Indonesia impor bawang merah, tapi sejak 2017 berhasil membalik keadaan yakni ekspor ke berbagai negara.

Kemudian, baru-baru ini pun Kementan telah menandatangani nota kesepahaman dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) terkait Stabilisasi Ketersediaan Pasokan Pangan dan Percepatan Ekspor Komoditas Pertanian. Bersama KADIN langsung ekspor manggis ke Tiongkok dan bibit ayam petelur ke Timor Leste. Negara tujuan ekspor ke depan akan terus ditambah.

“Karena itu, kami imbau melakukan gerakan masif ekspor dan investasi agar pertumbuhan ekonomi nasional semakin membaik. Sektor pertanian salah satu penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi. Sekarang pun harga cabai dan bawang merah stabil. Ekspor pangan 2017 kita naik 24 persen,” ujarnya.

Data BPS yang dirilis 6 Agustus 2018 menunjukkan kontribusi sektor pertanian dalam menyumbang pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) pada Triwulan II 2018 dibandingkan Triwulan I 2018 sebesar 9,93 persen (q to q). Kontribusi sektor pertanian ini merupakan yang tertinggi dibanding sektor lainnya seperti jasa perusahaan yang hanya 3,37 persen dan jasa lainya hanya 3,30 persen.

“Kami minta tahun depan, naikkan anggaran penelitian, pendampingan dan pelatihan agar semakin banyak dan berkualitas inovasi teknologi yang dihasilkan dan petani semakin maju. Mungkin tidak semuanya tahu, banyak biaya kita pangkas. Biaya perjalanan dinas, seminar dan lainya untuk biaya sarana produksi petani,” tambah Amran.

Di tengah melemahnya nilau tukar rupiah terhadap dolar AS saat ini, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman kembali menggenjot volume ekspor komoditas pangan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News