Sacramento; Ketika Sebuah Kota Terancam Kehilangan Tim NBA (2-Habis)

Pasang Billboard Jangan Pindah, Bangun Gerakan Penuhi Gedung

Sacramento; Ketika Sebuah Kota Terancam Kehilangan Tim NBA (2-Habis)
Sacramento; Ketika Sebuah Kota Terancam Kehilangan Tim NBA (2-Habis)

Rencana pindahnya Sacramento Kings, tim basket NBA dan satu-satunya tim profesional di kota tersebut, membuat banyak pihak begitu resah. Dan terancam pindahnya tim tersebut ke Anaheim di kawasan Los Angeles, bermula dari masalah gedung. Tepatnya, masalah pembangunan gedung baru yang lebih modern, yang tak kunjung terealisasikan.

    

Sejak pindah ke Sacramento (dari Kansas City) pada 1985, Kings langsung mendapatkan hati di masyarakat kota tersebut. Pada 1988, mereka punya gedung baru, bernama Arco Arena. Terletak di sisi luar kota, gedung berkapasitas 17 ribuan penonton itu dibangun dengan biaya "hanya" USD 40 juta atau sekitar Rp 360 miliar (kurs saat ini).

Selama bertahun-tahun, gedung itu menjadi gedung paling berisik di NBA. Hampir selalu sold out hingga awal 2000-an, ketika Kings berada di puncak popularitasnya. Belakangan, gedung itu jarang penuh. Selain karena Kings yang prestasinya terus melorot, juga karena kondisi ekonomi yang memang sedang buruk.

Namun, sebelum jumlah penonton melorot, sudah ada rencana untuk membangun gedung baru di Sacramento. Dan gedung baru memang disebut "dibutuhkan," untuk meningkatkan profitabilitas Kings.

Pemilik tim, pemerintah kota, penduduk setempat. Tiga faktor itu yang berperan "menghidupi" sebuah klub NBA. Di Sacramento, ketiganya tak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News