Sadis... Tangan Kiri Menenteng Kepala, Tangan Kanan Membawa Parang

Sadis... Tangan Kiri Menenteng Kepala, Tangan Kanan Membawa Parang
Ilustrasi

"So ini no yang ba santet pa kita pe keluarga. (Dia ini yang santet keluarga saya)," tutur warga mengulangi ucapan Ham. Warga hanya bisa melihat. Beberapa histeris. Tapi, tidak bisa berbuat banyak. Karena pelaku sedang memegang kepala dengan tangan kirinya dan parang di tangan kanannya. 

Sekira 15 menit usai menerima laporan, polisi langsung mengamankan pelaku. Tidak ada perlawanan. Pelaku langsung melepas kepala dan parang ke tanah dan bersedia di bawah polisi.

Kasat Reskrim AKP Iver Son Manossoh SH menyebutkan, motif pembunuhan sadis ini sakit hati. Diduga Janna telah melakukan santet pada adik ipar pelaku hingga meninggal dunia. "Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) telah dilakukan, termasuk pemeriksaan sejumah saksi. Barang Bukti dan tersangka sudah kami amankan di Polres Bolmong," terang Iver, sapaannya.

Waka Polres Kompol Nanang Nugraha SIK, mengatakan setelah diselidiki, pelaku mengaku mendapatkan bisikan gaib agar membunuh korban. "Menurut tersangka seperti itu. Mendapat perintah membunuh korban. Saat itu juga tersangka langsung menebas korban," tutur mantan Kabag Ops Polres Bolmong ini.

Kematian Janna Modeong secara sadis, diterima keluarga dengan besar hati. Keluarga menyerahkan sepenuhnya kasus tersebut kepada polisi. Keluarga berharap pelaku bisa mendapatkan hukuman yang setimpal. 

Pinuyut Modeong, Kakak korban yang sempat memberikan keterangan, mengungkapkan kesedihan keluarga atas kejadian ini. Mereka tidak pernah menduga kehidupan korban akan berakhir tragis seperti ini. Tapi menurutnya, keluarga sudah menerima kejadian tersebut.

"Ini mungkin sudah jalan dari Tuhan. Kami menerima dengan lapang dada. Kami hanya berharap agar pihak yang berwajib bisa memproses dan mengadili pelaku seadil-adilnya," ungkap Modeong dengan nada sedih.
Sementara itu, Istri Korban, Tene Paputungan hingga kini masih terus meratapi kematian suaminya. Sangat terpukul hingga tak bisa berkata-kata saat acara pemakaman korban. (ctr-02/har/ray/jpnn)


KOTAMOBAGU - Terdiam seribu bahasa. Puluhan warga Kelurahan Mongkonai, Kecamatan Kotamobagu Barat, Manado, hanya bisa menyaksikan. Salah seorang


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News