Sahabat D-dimer

Oleh: Dahlan Iskan

Sahabat D-dimer
Dahlan Iskan dan istri di Banyuwangi, Jawa Timur. Foto: disway.id

Yang empat orang itu paling hanya dipasangi ring tidak sampai enam buah. 

Pendapat dokter Jeffrey itu juga saya sampaikan ke dokter Ben Chua. 

Namun, saya yang belum bisa menerima pendapat itu. Berbagai upaya terus saya lakukan. Jangan-jangan D-dimer saya itu benar-benar happy hypoxia. Akibat Covid.

Namun, begitu semua upaya itu gagal, saya pun pasrah. Saya menghubungi kembali dokter Ben Chua. Minggu lalu. 

Saya ceritakan bahwa saya baik-baik saja. Tidak punya keluhan. Tidak merasa ada kelainan. Tidak kekurangan suatu apa. Namun, D-dimer saya tetap tinggi. 

"Bagaimana mengatasinya?" tanya saya. "Kalau ke lab tidak usah periksa D-dimer lagi," jawabnya. 

Begitu simpel jalan keluar itu. Saya memang sering bercanda dengan dokter yang sangat perhatian itu. Ia berpendapat sudah begitu lama saya mengalaminya tanpa ada gangguan apa-apa. 

Saya pun tertawa. Ia juga tertawa. Saya pun punya sahabat baru: cendol darah di darah saya. (*)

Saya sudah sembuh dari Covid. Ternyata belum. Itulah yang disebut long Covid, ujar seorang dokter. Biasa juga disebut happy hypoxia.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News