Saif al Islam, Penerus Kegarangan Muammar Kadhafi
Telanjur Dianggap Demokratis, Malah Warisi Sifat Diktator
Minggu, 27 Februari 2011 – 12:42 WIB

Saif al-Islam. Foto : REUTERS
Baca Juga:
Dua tahun kemudian, Prof Held mengaku terperanjat atas pernyataan Saif di televisi Senin lalu. Mahasiswa LSE langsung menduduki kampus memprotes keterkaitan pihak rektorat dengan Saif. Saat ini, LSE harus menanggung malu karena pernah menerima donasi dari Saif. Pihak kampus kemudian menyatakan telah menolak bantuan dari Saif itu.
Yang lebih memalukan, pihak universitas dipaksa menginvestigasi dugaan plagiat disertasi PhD milik Saif. Ironisnya, judul tesisnya, Peran Masyarakat Madani dalam Demokratisasi Institusi Pemerintahan, tidak ditemukan lagi.
Namun, dosen penguji Saif, ekonom ternama Lord Desai, menyatakan bahwa Saif telah mendapat gelar PhD tersebut sesuai prosedur. Dia juga menegaskan bahwa LSE berhak menerima sumbangan dari putra kedua Kadhafi dengan istri keduanya, Safia Farkash, tersebut.
Tekanan bertubi-tubi yang datang kepada Muammar Kadhafi tak membuat semangatnya surut. Putranya, Saif al-Islam, menjadi sosok populer setelah menjadi
BERITA TERKAIT
- Donald Trump Sebut Industri Film di AS Sekarat
- Trump Tegaskan Iran Tak Boleh Memiliki Nuklir untuk Alasan Apa pun, Pelucutan Total!
- 2 Kapal Wisata Terbalik di China, 3 Orang Tewas & 14 Hilang
- Berulah di Medsos, Donald Trump Pamer Fotonya Berpose ala Paus Vatikan
- Sekjen PBB Tegaskan Serangan Israel Pelanggaran Terhadap Kedaulatan Suriah
- Uni Eropa Mendesak Israel Segera Cabut Blokade & Buka Akses Bantuan ke Gaza