Saksi Mata: Pesawat Limbung Sebelum Jatuh

Saksi Mata: Pesawat Limbung Sebelum Jatuh
Saksi Mata: Pesawat Limbung Sebelum Jatuh

Saat pesawat terbang dari Halim, suhu di Gunung Salak, stabil di angka 23 derajat celsius. Tapi, ketika Sukhoi terbang mendekati Gunung Salak, suhu meningkat hingga 30 derajat. Tak ayal, Sukhoi menjadi bulan-bulanan. "Saya tidak mau berspekulasi. Karena ini pesawat baru. Tapi salak memang tak bisa ditebak," sambung Ketut.

Lepas dari kesaksian itu, seharian kemarin, ratusan tim SAR, Brimob, TNI, sukarelawan dan wartawan terus memadati Lapang Balai Embrio, untuk menunggu evakuasi 45 korban. Ratusan sapi di kandang terganggu dengan kegaduhan aktivitas ratusan orang itu. Mereka tampak stres dengan terus bersuara di kandangnya.

Arsa pun berkelakar. Menurutnya, joy flight shorty sukhoi itu telah menggangu tidurnya Gunung Salak. "Sapi saja stres kalau situasinya terlalu ramai. Mungkin suara Sukhoi lebih bising dari helikopter yang biasa lewat Salak. Jadi si Sukhoi dipukul jatuh," candanya.(gar/*)
Berita Selanjutnya:
Faktor Human Error Mencuat

BOGOR-Sarjo (25) mendadak kehilangan jarak pandang akibat kabut tebal pada pukul 13:15, Rabu (9/5). Mandor di pembangunan kandang sapi 5, Balai Embrio


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News