Salah

Oleh Dhimam Abror Djuraid

Salah
Mohamed Salah. Foto: Laurence Griffith/Reuters

Para fan Baulgrana Barcelona selalu membawa bendera Katalan untuk menunjukkan jati diri politik mereka. Katalan selama ini terlibat persaingan politik dengan Madrid sebagai ibu kota Spanyol.

Katalan menuntut kemerdekaan politik dari Madrid dan hal itu diekspresikan ke dalam persaingan Barcelona melawan Real Madrid. Dalam hal dukungan terhadap Palestina, Barcelona secara tradisional lebih pro-Israel.

Adapun Real Madrid lebih mendukung Palestina. Oleh karena itu, Ronaldo secara pribadi juga mendukung Palestina.

Di Liga Inggris, klub Tottenham Hotspur juga dikenal sebagai klub milik komunitas Yahudi. Pemilik Tottenham, Daniel Levy yang menjadi presiden klub dalam 20 tahun terakhir adalah pengusaha keturunan Yahudi. 

Kehadiran imigran Yahudi yang bermukim di kawasan timur laut London seperti Barnet, Hackney, dan Harrow berdampak pada pertumbuhan suporter Spurs. Banyaknya jumlah suporter berdarah Yahudi di kubu Spurs akhirnya mengidentikkan kesebelasan berlogo ayam jago itu dengan klub Yahudi.

Kehadiran Daniel Levy sebagai pemilik Tottenham Hotspur sejak 2001 menambah citra Spurs sebagai tim dengan identitas Yahudi yang cukup kuat.

Ajax Amsterdam juga dikenal sebagai klub Yahudi, karena di Amsterdam banyak sekali terdapat pemukiman orang-orang Yahudi yang melarikan diri dari kejaran Hitler pada Perang Dunia Kedua. Komunitas Yahudi ini kemudian berkumpul dan membentuk kesebelasan Ajax.

Setiap kali ada pertandingan besar sering tampak bendera Bintang Daud berkibar di stadion, terutama jika terjadi persoalan politik yang berhubungan dengan Israel.

Agama, sepak bola, dan politik, menjadi tiga hal yang tidak bisa dipisahkan di Eropa. Di Indonesia, aroma persaingan seperti itu tidak pernah ada.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News