Sambil Terisak, Ibu Ini Bawa Jenazah Putrinya Naik Angkot

Sambil Terisak, Ibu Ini Bawa Jenazah Putrinya Naik Angkot
Delpasari, 31, membawa jasad putrinya naik angkot setelah RSUD setempat menolak memberikan layanan ambulans. Foto: instagram seputar_lampung

Hal itu disampaikan Direktur Pelayanan RSUDAM Pad Dilangga. Pihak RSUDAM menyatakan sudah menjalankan standar operasional prosedur (SOP). "Pasien meninggal di ruang ICU sekitar pukul 15.15 WIB. Keluarga menerima atas musibah ini. Sesuai SOP, kita akan pulangkan jenazah dengan ambulans. Keluarga sudah mengurus ambulance lalu jenazah dibawa ke ambulance. Tetapi ada sedikit masalah administrasi," kata Pad Dilangga, di Ruang ICU RSUDAM, tadi malam.

Masalah administrasi tersebut, kata Pad, karena petugas ambulance menemukan data yang tidak pas. "Siapa pun yang harus pulang dari RSUDAM harus tertib administrasi. Mungkin keluarga kurang sabar menunggu," kata Pad Dilangga.

Masalahnya, kata Pad Dilangga, bayi berusia satu bulan 10 hari tersebut belum memiliki nama ketika dirujuk ke RSUDAM. Bayi itu masih memakai nama ibunya. Sedangkan keluarga memakai fasilitas BPJS. Nama yang tercantum yang tercantum di BPJS Berlin Istana. Sedangkan yang terdaftar di RSUDAM bayi Ny. Delpasari. Di Kartu Keluarga, nama bayi tersebut juga belum terdaftar.

"Masalah inilah yang ingin diklarifikasi petugas ambulance dengan meminta waktu sebentar sebelum berangkat. Ini memang SOP rumah sakit. Mungkin karena keluaga buru-buru ingin pulang. Posisi ambulans saat itu di pintu keluar rumah sakit," kata Pad Dilangga.

Pada bagian lain, petugas ambulance RSUDAM Jhon Sinaga mengatakan, awalnya keluarga datang ke ruang ambulance membawa berkas. Petugas kemudian menulis surat jalan. "Saat itu saya langsung memarkir ambulance dan siap berangkat. Keluarga membawa jenazah masuk ambulance. Namun di berkas ada kesalahan dan kami meminta waktu agar bersabar. Saat itu, keluarga ada dalam ambulans," kata Jhon Sinaga.

Namun pada pukul 16.00 keluarga meninggalkan ambulance tanpa menunggu masalah administrasi selesai dicek ulang. Padahal, menurut Pad Dilangga, setiap pasien yang meninggal, petugas ICU otomatis memanggil petugas ambulance untuk mengantar jenazah. "Jadi, tidak ada jenazah keluar tanpa ambulance rumah sakit," kata Pad Dilangga.

Di bagian lain, Delpasari dan bayinya yang menaiki angkot untuk pulang ke rumahnya di Lampura membuat sopir angkot berinisiatif menghubungi ambulans gratis milik Pemkot Bandarlampung. Kemudian petugas ambulans langsung bergegas ke rumah dinas Wali Kota Bandarlampung Herman H.N. untuk meminta izin mengantar. Tanpa banyak pertimbangan, wali kota langsung mengizinkannya.

’’Saya langsung laporan ke rumah dinas wali kota untuk ambil uang transpor dan berangkat pukul 17.30 WIB. Jenazah langsung dibawa ke rumah duka dan sampai sekitar pukul 20.00,” ujar petugas ambulans gratis Kota Bandarlampung Agus Putra (43). (ozy/rma/pip/rls/c1/fik)


Seorang ibu di Bandarlampung yang membawa jenazah putrinya dengan menumpang angkutan kota menjadi viral di media sosial (medsos), Rabu kemarin.


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News