Sambut Ramadan, Industri Mamin Tambah Produksi 30 Persen
jpnn.com, JAKARTA - Permintaan makanan dan minuman (mamin) diprediksi meningkat sampai 50 persen pada Ramadan dan Lebaran.
Para pelaku industri akan mengantisipasinya dengan menyediakan pasokan yang lebih banyak.
Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengungkapkan, para pelaku industri mamin diprediksi meningkatkan produksinya 20–30 persen dari biasanya.
”Makanan dan minuman yang diproduksi lebih banyak adalah rasa yang manis-manis,” tutur Adhi, Minggu (29/4).
Menurut Adhi, persiapan yang dilakukan pelaku usaha tersebut terlihat sejak Februari lalu dan akan terus berlanjut.
”Mamin yang akan meningkat di Ramadan adalah sirup, nata de coco, dan juga biskuit,” tutur Adhi.
Wilayah yang memiliki tingkat permintaan paling tinggi terhadap mamin masih dipegang Pulau Jawa yang menyumbang hingga 60 persen.
Setelah itu, ada Kalimantan, Sumatera, dan wilayah lainnya.
Permintaan makanan dan minuman (mamin) diprediksi meningkat sampai 50 persen pada Ramadan dan Lebaran.
- Produk Mamin dan Horeka Indonesia Laris Manis di SIRHA Budapest 2024, Raup Rp 150 Miliar
- GAPMMI Optimistis Industri Makanan dan Minuman Pada 2024 Terus Bertumbuh
- Bamsoet Sebut Kreativitas & Inovasi Tingkatkan Daya Saing Industri Makanan dan Minuman
- ESB: Industri Mamin Memasuki Percepatan Transformasi Digital
- Kerry Mewujudkan Industri Makanan dan Minuman yang Berkelanjutan
- 70 Industri Mamin Hadir di The Westin Jakarta, Uni Eropa Genjot Bisnis di Indonesia