Sandeen Kini Diakui Sebagai Perempuan

Sandeen Kini Diakui Sebagai Perempuan
Sandeen Kini Diakui Sebagai Perempuan

KISAH mirip Bradley alias Chelsea Manning juga pernah menjadi bagian dari warna-warni kehidupan militer Amerika Serikat (AS). Misalnya, Autumn Sandeen, perempuan transgender yang terlahir sebagai lelaki dan mengabdi pada angkatan laut (AL). Kini, setelah menjadi veteran, Pentagon resmi mengakuinya sebagai perempuan.
 
’’Atas permintaan Anda, Defense Enrollment Eligibility Reporting System (DEERS) telah mengubah status gender Anda menjadi perempuan dan mulai efektif sejak 12 April 2013.’’ Pernyataan resmi Pentagon dari pejabat AL itu membuat hati Sandeen berbunga-bunga. Akhirnya, perjuangan yang dia lakukan selama ini berbuah manis.

Sandeen menjadi veteran transgender pertama yang perubahan identitasnya diakui negara. ’’Saya merasa sangat bangga, seolah-olah saya telah mencapai sesuatu yang berguna bagi komunitas transgender,’’ ungkapnya. Melalui pengakuan tersebut, Pentagon juga mengubah status Sandeen dalam seluruh dokumen militer miliknya, dari laki-laki menjadi perempuan.
 
Pada April 2011, Sandeen pernah nekat pergi ke Washington D.C. dan memprotes kebijakan pemerintah, khususnya militer, yang diskriminatif terhadap kaum liyan. Ketika itu, perempuan asal Kota San Diego, San Diego County, Negara Bagian California, tersebut berunjuk rasa seorang diri. Mengenakan seragam AL lengkap, dia mengikat kedua tangannya dan kemudian memanjat pagar Gedung Putih.
 
Aksi Sandeen itu memantik berbagai reaksi. Tapi, tuntutannya terhadap pemerintah soal kebijakan Don’t Ask Don’t Tell (DADT) di tubuh militer membuahkan hasil. Sekitar delapan bulan kemudian, Presiden Barack Obama merombak aturan tersebut. Bahkan, pemimpin 52 tahun itu menjadikannya undang-undang (UU). Dengan demikian, kaum gay dan lesbian bisa mengungkap jati diri mereka dan tetap mengabdi di militer.
 
Sayangnya, pemerintah belum mengizinkan kaum transgender melakukan hal yang sama. Yakni, secara terbuka mengakui bahwa mereka transgender dan tetap bisa menjadi serdadu AS. Sebab, pemerintah menganggap kaum transgender tidak memenuhi kriteria kesehatan yang menjadi salah satu syarat utama militer. Militer menyatakan, penyimpangan status atau operasi kelamin sebagai sesuatu yang abnormal.
 
Karena aturan itu pula, Sandeen pun terpaksa tetap memakai seragam serdadu laki-laki selama tercatat sebagai personel AL. Sampai tiba masa pensiunnya pun, perempuan berambut keriting tersebut tetap menyembunyikan identitasnya di balik sosok laki-laki. ’’Jika saat itu saya menjadi diri saya sendiri, saya akan ditendang (dari militer),’’ katanya seperti dikutip 10News.
 
Namun, dia bersyukur karena akhirnya pemerintah mau memahami kondisinya. Meskipun, pengakuan tersebut datang terlambat. Yakni, setelah dia pensiun. Andai saja kebijakan itu terbit lebih awal, Sandeen tidak perlu menyembunyikan identitasnya di hadapan semua orang selama menjadi personel AL. Dia mengabdi pada militer selama sekitar dua dekade sebelum akhirnya pensiun.

’’Kini, mereka (pemerintah) mengakui bahwa kaum transgender itu memang ada,’’ tegasnya. Dia berharap pemerintah juga akan merevisi kebijakan terhadap kaum transgender yang masih aktif mengabdikan diri pada militer. Apalagi, pada pertengahan Mei 2013, panduan kejiwaan militer tidak lagi menyebut kasus gender sebagai kelainan mental.

’’Saya rasa, kami (kaum transgender) juga bisa melakukan tugas kami secara maksimal meski telah mengungkapkan identitas asli kami. Sebab, isu gender bukanlah hambatan untuk mengabdi. Ini bukan penyakit,’’ paparnya. Dia kembali berharap AS akan mengikuti jejak tujuh negara lain di dunia yang telah lebih dulu mengizinkan serdadu transgender aktif bergabung pada militer. (10News/Examiner/HuffingtonPos t/hep/c16/dos)


KISAH mirip Bradley alias Chelsea Manning juga pernah menjadi bagian dari warna-warni kehidupan militer Amerika Serikat (AS). Misalnya, Autumn Sandeen,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News