Sanksi FA Pada Cavani Berbuntut Panjang di Uruguay

Sanksi FA Pada Cavani Berbuntut Panjang di Uruguay
Pemain Manchester United Edinson Cavani (kiri) merayakan gol ke gawang Everton dalam laga perempat final Piala Liga di Goodison Park, Liverpool, Inggris, Rabu (23/12/2020). ANTARA FOTO/Pool via REUTERS/Clive Brunskill/foc.

Selain jajaran kelembagaan yang membela Cavani, individu-individu juga bergegas membela pemain timnas Uruguay itu.

Twitter dibanjiri hashtag #GraciasNegrito, bisnis kecil mulai memproduksi kaus yang dihiasi frasa tersebut.

Sebuah pesawat menerbangkan spanduk bertuliskan frasa tersebut yang kemudian memajangnya di pantai timur ibu kota Uruguay, Montevideo, untuk menunjukkan dukungan.

Sementara banyak orang berbondong-bondong membela Cavani, bahkan menuduh FA lagi mabuk kolonial.

Beberapa di komunitas Afro-Uruguay mengatakan mungkin sudah waktunya untuk peninjauan bahasa.

Pemain kulit hitam Mathias Acuna, 28, yakin sanksi FA tidak adil, tetapi bukan berarti rasisme bukan masalah.

"Ada kalanya (kata 'negro' atau 'negrito') digunakan dengan penuh kasih sayang, sebagai pujian. Itu tergantung dari siapa," katanya kepada AFP.

"Sangat disayangkan bahwa dia (Cavani), yang menggunakannya dengan penuh kasih sayang, yang dijadikan contoh, tetapi rasisme di Uruguay dan di sepak bola ada. Orang harus lebih berhati-hati, " katanya.

Sanksi yang dijatuhkan FA pada Cavani terkait unggahannya yang dinilai bernada rasisme, berbuntut panjang di Uruguay.

Sumber ANTARA
JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News