Saran Bu Aviliani untuk Pemerintahan Presiden Jokowi

Saran Bu Aviliani untuk Pemerintahan Presiden Jokowi
Ekonom senior INDEF Aviliani. Foto: ANTARA/ Zubi Mahrofi

Padahal, sebelum pandemi COVID-19 masyarakat mengutamakan kebutuhan pangan dan pariwisata atau jalan-jalan.

"Walaupun mal-mal sudah dibuka di era normal baru, masyarakat masih tetap takut," ujarnya.

Senada itu Ekonom Institut Perbanas Piter Abdullah menyampaikan, geliat ekonomi diharapkan tetap sejalan dengan penerapan protokol kesehatan.

“Untuk mem-balance pelonggaran ekonomi ini pemerintah harus meningkatkan kedisiplinan masyarakat melaksanakan protokol kesehatan. Hanya dengan cara itu kita bisa menghindarkan lonjakan penderita COVID-19,” tegas Piter.

Selain disiplin, informasi panduan tata cara penerapan protokol perlu disebarluaskan sekaligus dilakukan pengawasan dan koordinasi lintas instansi baik pusat dan daerah. Ini agar penanganan COVID-19 lebih terkoordinasi.

“Harus ada pengawasan dan upaya mendisiplinkan masyarakat. Koordinasi mutlak diperlukan sejak awal dalam segala hal, dan kita selalu lemah dalam hal ini,” kritik Piter.

Koordinasi mutlak diperlukan agar dana stimulus sebesar Rp677,2 triliun yang dikeluarkan bisa dioptimalkan.

Stimulus akan mampu menahan laju perlambatan ekonomi, meskipun tidak kembali membaik hingga tumbuh 5 persen, sebab pelemahan tidak bisa dihindari selama masih ada wabah.

"Jika tanpa stimulus situasi akan lebih buruk lagi," ucapnya.

Ekonom Indef Aviliani mengatakan, adanya pelonggaran PSBB di masa pandemi COVID-19 sebenarnya telah memulihkan kepercayaan para investor.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News