Saresehan Kehumasan MPR, Mahasiswa Untirta Antusias Mengikuti Diskusi Paham Kebangsaan 

Saresehan Kehumasan MPR, Mahasiswa Untirta Antusias Mengikuti Diskusi Paham Kebangsaan 
Kepala Bagian Pemberitaan dan Hubungan Antar Lembaga Setjen MPR, Budi Muliawan SH., MH., dalam diskusi 'Bangkitkan Semangat Nasionalisme Bagi Generasi Muda', Sarasehan Kehumasan MPR 'Menyapa Sahabat Kebangsaan' di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Kota Serang, Banten, Sabtu (4/12). Foto: Humas MPR RI.

Beberapa tahun sebelumnya, kata dia, sudah ada organisasi yang melawan kebijakan pemerintah kolonialisme Belanda yang tidak adil.

“Organisasi itu bernama Sarekat Dagang Islam,” tuturnya. 

Organisasi ini lahir di Solo, 16 Oktober 1905. 

Menurutnya, organisasi inilah yang pertama lahir di masa pergerakan. 

Organisasi yang dibentuk oleh Hadji Samanhoedi itu, merupakan perkumpulan pedagang Islam yang menentang politik Belanda yang telah memberi keleluasaan masuknya pedagang asing untuk menguasai sektor perekonomian pada masa itu.

Dalam keberlanjutan, organisasi ini berubah menjadi Sarikat Islam dengan tokoh penggerak yang sangat populer, yakni Hadji Oemar Said Tjokroaminoto. 

Menurutya, Tjokroaminoto ini selanjutnya menjadi Bapak Bangsa.

Dinamika pergerakan kebangsaan di tanah air, kata dia, makin membesar dengan adanya Kongres II Pemuda yang terjadi pada 1928.

Mahasiswa Untirta sangat antusias mengikuti diskusi paham kebangsaan saat Sarasehan Kehumasan MPR di Untirta, Banten.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News