Sarjana-Sarjana Tangguh yang Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (1)

Delapan Kali Langgar Sungai Menuju Ibu Kota Kabupaten

Sarjana-Sarjana Tangguh yang Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (1)
BUKAN AMFIBI: Sepeda motor pun harus nyebur ke dalam sungai untuk menempuh perjalanan dari Desa Okatana menuju Desa Ramuk di Kecamatan Pinupahar. Foto : Rukin Firda/Jawa Pos

Tidak ada keharusan bagi peserta SM3T untuk kembali ke Sumba Timur. Namun, 20 sarjana tadi sudah menegaskan tekad mereka. "Saya seperti terlahir kembali dan ingin kembali ke sini," kata Nizar S. Pratama, sarjana pendidikan fisika asal Bojonegoro, Jawa Timur. Saat ini Nizar ditugaskan di SMP I Tabundung.

Tekad serupa disampaikan Syaifullah, sarjana pendidikan biologi asal Mojokerto. Dia bahkan sudah menyampaikan tekadnya kepada orang tua, yang malah memberikan dukungan. "Insya Allah saya kembali ke sini," tegasnya.

Pak Lurah Joko termasuk dalam 20 sarjana yang menyatakan kesiapannya untuk kembali ke Sumba Timur demi mendidik anak-anak di sana. "Saya mantap kembali ke sini," kata sarjana yang pernah mengikuti program Pementasan Buta Aksara Suku Anak itu. (*/ca/bersambung)

Lebih dari 2.000 sarjana tengah menjalani program Sarjana Mendidik di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (SM3T) yang digagas Kemendikbud awal


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News