Sarjana Teknik 8 Tahun Jualan Koran, Penghasilannya...
"Saya di perempatan biasanya sampai pukul 18.00 Wita, karena koran lakunya pada sore hari," ungkapnya.
Dia mengaku tinggal di Banjarbaru seorang diri, istri tercintanya tinggal bersama orangtuanya di Makassar.
Sudah dua tahun terakhir dirinya tak pulang ke Makassar. "Istri membantu orangtua berjualan kain, saya tak pulang karena ingin merasakan Ramadan di sini tahun lalu. Rencananya tahun ini pulang," katanya.
Di sela-sela waktu ketika berjualan koran, dia selalu menyempatkan diri membaca koran yang dijualnya. Sehingga dia memiliki penulis favorit di salah satu media cetak.
"Di koran Radar Banjarmasin, saya suka tulisannya Syarafuddin. Saya tak pernah ketinggalan membaca tulisannya waktu ekspedisi Islam," katanya.
Dia mengungkapkan, ketika Radar Banjarmasin mulai menerbitkan edisi ekspedisi Islam penjualan korannya terus meningkat hingga saat ini.
"Pembeli koran Radar Banjarmasin terus bertambah, bahkan di Banjarbaru ada komplek yang saya namai Kampung Radar Banjarmasin karena hampir semua warga menjadi pelanggannya. Komplek itu bernama Komplek Pertamina," pungkasnya. (ris/ay/ran)
Abdulrahman bergelar sarjana teknik, tapi dia lebih memilih untuk berjualan koran.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Pengamat UGM Sebut Aksi Boikot Produk Israel Picu Angka Pengangguran Sarjana
- Program Satu Keluarga Satu Sarjana Jadi Impian Masyarakat Indonesia
- Wamenaker Afriansyah Noor Ajak Lulusan UMJ Jadi Sarjana Handal dan Punya Keahlian
- Fadel Muhammad Dorong Sarjana Baru Berani jadi Entrepreneur
- Ganjar-Mahfud Bakal Bikin Program 1 Keluarga Miskin, 1 Sarjana untuk Urai Kemiskinan
- Besok, STIE Unisadhuguna Mewisuda 222 Sarjana Baru