Sate Beracun Salah Sasaran, Mengapa NA Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana? Silakan Simak

Sate Beracun Salah Sasaran, Mengapa NA Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana? Silakan Simak
Ahli Psikologi Forensik Reza Indragiri mengulas kasus pembunuhan berencana modus sate beracun. Ilustrasi Foto: Tangkapan Layar Youtube JPNN.com

"Perencanaan dalam Pasal 340 ditinjau berdasarkan langkah demi langkah bagi perilaku membunuhnya. Bukan pada siapa yang rencananya akan dibunuh dan siapa yang kemudian terbunuh. Tetapi bagaimana pembunuhannya, aksinya, dirancang oleh si pelaku," ujar Reza.

Reza menyimpulkan bahwa meskipun sate beracun itu menewaskan N yang bukan sasaran pelaku, tetap aksi NA disebut sebagai pembunuhan berencana.

Sebelumnya, NA ditangkap polisi di kediamannya di Kelurahan Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul pada Jumat (30/4) terkait pengiriman sate beracun yang menewaskan anak dari seorang pengemudi ojek daring.

Mulanya, NA bermaksud meracuni T, seorang anggota polisi yang juga mantan kekasihnya. Rencana jahat itu dilatarbelakangi motif karena sakit hati.

Namun, paket sate yang dikirimkan melalui pengemudi ojek daring bernama Bandiman ke daerah Kasihan itu ditolak oleh keluarga T yang merasa tidak memesan dan tak mengenal pengirim makanan tersebut.

Oleh Bandiman, sate itu lantas dibawa pulang ke rumahnya di Salakan, Bangunharjo, Sewon, Bantul. Makanan itu kemudian disantap bersama istri dan anaknya.

Akibatnya, anak Bandiman berinisial N justru meregang nyawa setelah menyantap sate yang mengandung racun sianida itu. (cr1/jpnn)

Kasus sate beracun atau sate sianida, bisa dibilang salah sasaran tetapi mengapa NA dijerat pasal pembunuhan berencana? Bang Reza bilang begini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News