Satgas Karhutla Berjibaku Padamkan Titik Api di Kalbar

Satgas Karhutla Berjibaku Padamkan Titik Api di Kalbar
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Foto: klhk

jpnn.com, JAKARTA - Tim Manggala Agni Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (MA KLHK) bersama tim satgas yang terdiri dari TNI, Polri, Masyarakat Peduli Api (MPA), BPBD, pihak swasta, dan lainnya terus berjibaku memadamkan titik api di Kalimantan Barat yang makin meningkat.

''Tim sudah bekerja tanpa henti setiap hari, baik lewat darat maupun udara untuk memadamkan titik api. Jadi kita sudah lama kerja di lokasi,'' ungkap Direktur Pengendalian Karhutla, KLHK, Raffles B. Panjaitan, Senin (20/8).

Tim darat bahkan selalu siaga di lokasi kebakaran, bahkan tak jarang bermalam di lokasi demi menjaga agar titik api tidak meluas. Beberapa lokasi yang sulit ditempuh melalui jalur darat, dilakukan pemadaman lewat udara dengan helikopter.

Untuk mengatasi Karhutla lewat udara, saat ini secara total se Indonesia telah dikerahkan 35 unit heli dari BNPB, KLHK, TNI AU, dan pihak swasta di lima Provinsi yang telah menetapkan status darurat.

Di antaranya yaitu sembilan unit helikopter di Provinsi Riau, 16 unit heli di Sumsel, lima heli di Kalbar (baru dideploy dari Riau satu unit), empat heli di Kalteng, dan satu heli siaga di Jambi. Untuk mengendalikan meluasnya titik api, juga dilakukan langkah modifikasi cuaca dan water bombing.

''Khusus untuk Provinsi Kalbar yang jumlah hotspotnya kini meningkat, telah di bombing dimulai sejak 26 April dengan total air yang dijatuhkan sebanyak 18.200.000 liter air di Kota Pontianak dan Kab. Kuburaya,'' jelas Raffles.

Jumlah hotspot di Kalbar pernah mencapai puncaknya pada bencana karhutla tahun 2015, sebanyak 2.712 titik api berdasarkan satelit NOAA. Kemudian menurun pada tahun 2016 menjadi 1.576 titik, dan menurun drastis pada tahun 2017 dengan hanya 642 titik api menggunakan satelit yang sama.

Sejak awal Agustus lalu, jumlah titik api di Kalbar meningkat drastis, diduga kuat karena masih banyaknya masyarakat yang membakar lahan secara serentak atau yang dikenal dengan istilah adat 'gawai serentak'.

Tim darat bahkan selalu siaga di lokasi kebakaran, bahkan tak jarang bermalam di lokasi demi menjaga agar titik api tidak meluas.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News