Satu Episode Kisah Bung Karno yang Ini Nyaris Tak Terpantau Radar Sejarawan

Satu Episode Kisah Bung Karno yang Ini Nyaris Tak Terpantau Radar Sejarawan
Bung Karno berkunjung ke Pangkalan Angkatan Laut di Ujung, Surabaya, Februari 1950. Foto: Dok. TNI AL. Repro Wenri Wanhar/JPNN.com.

"Oleh karena pada waktu saya menerima pengangkatan oleh MPRS menjadi Pemimpin Besar Revolusi, pada waktu itu telah yakin saya di dalam hati saya sedalam-dalamnya, bahwa revolusi Indonesia itu meliputi bidang yang amat luas sekali," sambungnya.

Merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia, nakhoda punya makna juragan (pemimpin) perahu (kapal); perwira laut yang memegang komando tertinggi di atas kapal niaga; kapten kapal. Dan agung punya arti besar; mulia; luhur.

Bangsa Maritim

Setelah menganugerahi gelar Nakhoda Agung kepada Bung Karno, acara dilanjutkan dengan pidato Menteri Perhubungan Laut, Abdoelmoettalip Danoeningrat dan Menteri Panglima Angkatan Laut, R.E Martadinata.

Barulah kemudian pidato Bung Karno. Judul pidato Si Bung Besar hari itu Kembalilah Menjadi Bangsa Samudera!. 

Pada bagian awal pidatonya, presiden pertama Republik Indonesia berkata:

Dan memang saudara-saudara, kita ini dahulu benar-benar banga pelaut. Bahkan bangsa kita ini sebenarnya tersebar melintasi lautan dari satu pokok asal, tersebar melintasi lautan, mendiami pulau-pulau antara pulau Madagaskar dan pulau Paskah dekat Amerika Selatan. 

Dari Madagaskar sampai ke pulau Paskah melewati beribu-ribu mil, melewati samudera, bahar, yang amat luas sekali, di situlah bersemayam sebenarnya bangsa Indonesia.

BUNG Karno pernah dianugerahi gelar Nakhoda Agung. Ini satu hal tentang proklamator kemerdekaan Indonesia yang tak banyak diketahui orang. =======

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News