Satu Kelas Murid SD Menangis Lantaran Dianiaya Gurunya

Satu Kelas Murid SD Menangis Lantaran Dianiaya Gurunya
Ilustrasi. Foto: metrosiantar/jpg

“Saya datang ke rumahnya, tapi ketepatan ibu itu tidak di rumah. Jadi saya ceritakan kepada suaminya saja karena besoknya hari Sabtu dan Minggu sekolah libur dan tidak ada yang bisa dijumpai,” ujarnya.

Selanjutnya pada Selasa (4/9), para murid kelas lima yang menjadi korban pemukulan itu melapor kembali kepada orangtuanya. Mereka mengatakan bahwa oknum guru tersebut sudah meminta maaf kepada mereka di kelas. Guru yang bersangkutan juga menyuruh murid menyampaikan permintaan maafnya itu kepada orangtua. “Tapi sebagai orangtua, kami beranggapan cara-cara seperti itu tidak pas.”

Sementara Kepala SD Negeri 091366 S Sitanggang yang ditemui di kantornya, Kamis (6/10) mengaku belum mengetahui secara resmi masalah tersebut.

“Memang ada saya dengar kabar soal itu dan sudah saya tanya guru kelas 1 dan diakuinya juga memang ada peristiwa itu. Tapi saya sesalkan kenapa orangtua murid tidak langsung melapor ke saya, supaya bisa saya fasilitasi untuk mencari jalan keluarnya. Kita semua kan harusnya bisa duduk bersama antara orangtua, guru dan kepala sekolah,” katanya.

Ketika wartawan meminta ia memanggil EDP untuk dikonfirmasi langsung, kepala sekolah ini memohon agar hal itu jangan dilakukan dulu. “Nanti mungkin bisa berpengaruh terhadap keharmonisan hubungan antar guru di sini dan berpengaruh ke situasi belajar mengajar. Lebih baik nanti sekalian, pas orangtua murid juga kita hadirkan di sini,” kata Sitanggang.

Namun begitu, Sitanggang membenarkan bahwa oknum guru itu berinisial EDP yang statusnya masih PTT di bawah naungan Kementerian Agama. Selama ini EDP mengajar mata pelajaran agama.(sug/hez/ms)


Murid kelas lima SD Negeri 091366 Gajapokki II, Nagori Urung Purba, Kecamatan Purba, Simalungun, Sumut, menangis semua sepulang sekolah.


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News