Sawit Tak Berdaya Saing di Pakistan
Jumat, 17 Juni 2011 – 03:03 WIB
Secara terpisah, Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia Fadhil Hasan meminta pemerintah untuk menuntaskan perundingan dengan Pakistan. Alasannya, ketiadaan PTA dapat merugikan importer Pakistan. "Ditambah, produk kita yang tidak kompetitif karena perbedaan harga yang besar. Praktis, pasar kita tergerus oleh Malaysia," katanya.
Baca Juga:
Dikatakan, pasar pakistan memang tidak terlalu besar. Akan tetapi, pengiriman komoditas sawit ke negara tersebut pernah menghasilkan penjualan yang cukup besar pada 2007 lalu dengan nilai USD 860 juta. Karena itu, kalau peluang tersebut bisa direbut kembali memungkinkan bagi Indonesia untuk mencapai nilai ekspor yang lebih besar lagi ke Pakistan.
Direktur Jenderal Kerjasama Perdagangan International (KPI) Kementerian Perdagangan (Kemdag), Gusmardi Bustami, mengatakan dalam perundingan terakhir pihaknya sudah memberikan penawaran penurunan bea masuk jeruk kino sebesar 0 persen. Selain itu, berdasar additional request ada sejumlah 61 mata tarif, pihaknya sudah menyepakati penurunan 32 mata tarif. Ditambah, lima mata tarif sehingga total terdapat 37 mata tarif atau sekitar 70 persen dari total permintaan.
"Kemudian deeper cut dari 43 mata tarif, kita berikan 27. Total permintaan deeper cut sudah mencapai 70-75 persen. Kemudian kita minta disamping 0 persen, dari 32 mata tarif kita mendrop kira-kira 15 mata tarif, kita hanya 17 antara lain kertas 8 mata tarif, sorbitol 5 mata tarif dan keramik 5 mata tarif. Malah waktu berunding memberikan fleksibilitas menjadi 10 mata tarif, yakni kertas 5 mata tarif, sorbitol 2 mata tarif dan keramik 3 mata tarif," ucap dia. (res)
JAKARTA - Peluang sawit untuk masuk ke pasar Pakistan makin kecil pasca penghentian perundingan kerja sama perdagangan untuk produk tertentu atau
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- ENTREV Apresiasi Langkah Strategis Pemerintah Pacu EV untuk Kendaraan Listrik
- PT Ingria Pratama Capitalindo & KSPSI Kolaborasi Bikin Buruh Gampang Punya Rumah
- Terapkan Digitalisasi, Ditjen Hortikultura Permudah Pemantauan dan Evaluasi Proyek HDDAP
- Berbicara di Nikkei Forum 2024, Menko Airlangga Beberkan Keberhasilan Perekonomian Indonesia
- Wamendag Jerry Sebut Permendag Nomor 8 Tahun 2024 Lindungi Industri Tekstil Nasional
- Pelaku Usaha Kesulitan Bahan Baku Akibat Kontainer Tertahan