Saya Ikhlas Masuk Neraka

Saya Ikhlas Masuk Neraka
Saya Ikhlas Masuk Neraka
Dengan surga, Tuhan ingin memanjakan kita. Dengan dunia, Tuhan tak ingin kita malas.

DI Hotel Ciputra, Jakarta, pekan lalu, saya bertemu dengan Ciputra. Dia bicara di depan Forum Pemimpin Redaksi Grup Jawa Pos. Dia menghasut kami tentang entrepreunership, suatu kata yang ia rumuskan dengan sederhana sebagai upaya mengubah rongsokan menjadi emas.

Saya menjadi pemandu diskusi dengannya, pagi itu. Pagi ketika, ia harus mengorbankan kebiasaannya, sehingga hari itu ia harus bangun pagi, agar tak terjebak macet dalam perjalanan dari rumahnya di Bukit Golf, Pondok Indah, menemui kami.

Di panggung rendah kami duduk berdua. Tapi, sofa empuk yang disediakan tak ia duduki. Terlalu rendah tampaknya. Ia tak nyaman duduk dengan menekuk lutut dalam sudut sempit. Ia minta kursi biasa yang lebih tinggi, dan duduk di sana, kakinya bisa selonjor.

Dengan surga, Tuhan ingin memanjakan kita. Dengan dunia, Tuhan tak ingin kita malas. DI Hotel Ciputra, Jakarta, pekan lalu, saya bertemu dengan Ciputra.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News