Saya Masih Trauma, Belum Bisa Masuk Kerja Pak

Saya Masih Trauma, Belum Bisa Masuk Kerja Pak
Kondisi gedung Graha Pena Radar Sulteng di Palu, Minggu (30/9/2018). Foto: HARITSAH ALMUDATSIR/JAWA POS

jpnn.com, PALU - Satu persatu awak redaksi Radar Sulteng mulai ada kejelasan, sepekan pascagempa gempa 7,7 skala richter (SR) yang meluluhlantakan tiga wilayah yakni, Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Donggala.

Nasib dua karyawan yakni, Hayun, staf pemasaran, dan Moh. Rijal, staf redaksi, sesuai hasil pencarian diketahui selamat.

Dari penjelasan fotografer Radar Sulteng, Mugni Supardi, Hayun ditemukan di pengungsian Kelurahan Tenggede yang perbatasan dengan Kabupaten Sigi. Sedangkan Rijal ditemukan menyelamatkan ke panti Asuhan Alkautsar di Kecamatan Palu Barat.

Saat kejadian, Rijal berada di Pantai Talise. Dia langsung lari sekuat tenaga ke arah selatan melintas jembatan Palu II saat melihat adanya terjangan tsunami.

''Sempat terkena sisa-sisa tsunami, namun saya terus lari menjauh. Saya langsung mengungsi ke Panti Asuhan Alkautsar. Saya masih trauma, belum bisa masuk kerja Pak,'' kata Rijal kepada Murtalib, Pemred Radar Sulteng, Jumat (5/10).

Dengan demikian, jumlah karyawan Radar Sulteng sesuai laporan bagian umum Fahmi Laguliga dinyatakan lengkap 35 orang. Sabtu (6/10), dengan semangat "Palu Bangkit" kru Radar Sulteng mengadakan kerja bakti dengan memindahkan ruang redaksi dan pendukungnya ke ruang Zetizan di lantai bawah.

Gedung Graha Pena Radar Sulteng memang terlihat dari luar kokoh dan masih utuh. Namun bagian dalam gedung berantakan dan dindingnya banyak yang retak-retak. ''Tidak ada yang mau berkantor di Graha Pena sebelum ada perbaikan,'' kata Fahmi seraya mengatakan untuk kelayakan gedung nantinya akan ada tim ahli yang memeriksa.

Jumat (5/10) sore, mesin cetak dilakukan ujicoba dan hasilnya masih bagus. Tinggal satu yang belum dicoba yaitu mesin printer. Kalau dilhat secara fisik, kondisi mesin printer tidak ada kerusakan. ''Mudah mudahan Senin, Radar Sulteng bisa kembali hadir menemuai pembaca setelah sepekan tidak terbit akibat gempa,'' kata Murtalib.

Moh Rijal, staf redaksi Radar Sulteng (Jawa Pos Group) lari sekuat tenaga saat tsunami menerjang Pantai Talise.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News