Saya yang Menggali Kuburnya dan juga Mengazankan, Sepi Sekali

Saya yang Menggali Kuburnya dan juga Mengazankan, Sepi Sekali
Mustakim bersama anaknya, meluangkan waktu untuk berolahraga menjaga kebugaran tubuh. Foto: Dok Pribadi - radarsemarang

Lalu, yang saat itu dia ketahui, pemakaman jenazah Covid-19 diurus oleh petugas rumah sakit. Ternyata tidak. Harus dilakukan oleh petugas makam di TPU.

Berangkat dengan niat tulus, ia dan teman-emannya mendapat pelatihan memakamkan jenazah dengan prosedur Covid-19.

“Kami langsung dikasih alat pelindung diri (APD/hazmat, Red), karena kesigapan pimpinan kami,” ujarnya.

Sampai sekarang, kata dia, sudah puluhan jenazah yang dimakamkan dengan standar Covid-19 di TPU Giriloyo.

“Pernah saya ingin menangis, melihat prosesi pemakaman yang sepi. Jenazah hanya diantar satu atau dua orang anggota keluarga saja. Tidak seramai pemakaman biasa," ujar Mustakim.

"Pihak keluarga hanya bisa melihat prosesi pemakaman dari kejauhan. Saya yang gali kuburnya, saya yang mengazankan, sepi sekali, kasihan,” katanya dengan mata berkaca-kaca.

Pria 40 tahun ini merasa terharu, saat anggota keluarga yang berduka menyampaikan ucapan terima kasih kepada petugas makam.

Apalagi, jenazah Covid-19 yang dikebumikan sempat ditolak di daerah lain.

Mustakim juga mengingatkan, pakailah masker, cuci tangan pakai sabun, jaga jarak, jangan stres dan makan makanan yang sehat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News