SBY Bisa Selamat Hingga 2014
Kamis, 28 Juli 2011 – 05:02 WIB
Di tempat yang sama, pengamat ekonomi politik Indef Didik J. Rachbini memaparkan, persoalan politik anggaran pemerintah yang banyak mengundang kritik sejumlah kalangan dewasa ini, sesungguhnya lebih banyak karena tidak adanya kepemimpinan yang obyektif untuk membuat anggaran menjadi sehat. ”Politik anggaran dan pasar politik di parlemen masih seperti pasar loak,” kritik Didik, yang juga hadir sebagai salah satu pembicara.
Menurut dia, politik anggaran masih belum didasari oleh kontrak strategis. Melainkan, lebih dilandasi oleh semangat transaksi politik jangka pendek untuk barang tidak bermutu. ”Banyak hal-hal penting yang justru diabaikan oleh pemerintah, termasuk DPR juga ikut berkontribusi,” tandasnya.
Didik memaparkan, untuk APBN 2011 yang digodok pemerintah dan DPR, beban belanja untuk pusat masih cukup besar. Besarnya hingga mencapai Rp 830 triliun. Padahal, secara struktur, belanja pemerintah pusat ini sudah terikat dengan banyak kementrian dan lembaga. Berupa, anggaran rutin, subsidi, dan pembayaran utang.
Jumlah pos-pos anggaran tersebut, menurut Didik, sangat besar dan berat. Dampaknya, pemerintah sendiri tidak punya cukup kemampuan membangun infrastruktur. ”Intinya, semua masalah ini karena ketiadaan kepemimpinan dalam politik APBN, APB dilempar ke pasar bebas politik, sehingga yang tercipta Cuma pasar loak di parlemen,” pungkasnya. (dyn)
JAKARTA - Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono diyakini tetap bisa selamat hingga penghujung periode kepemimpinan, pada 2014. Kekecewaan yang muncul
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Bea Cukai-Polri Menggagalkan Penyelundupan 20 Ribu Lebih Ekstasi, Ringkus 6 Tersangka
- BAZNAS dan MAAB Malaysia Mengkaji Kerja Sama Optimasi DSKL
- Menaker Ida Komitmen Terus Tingkatkan Perlindungan Bagi Pekerja Migran Indonesia di Makau
- MAAB Malaysia Sebut BAZNAS Pintar Memberdayakan Umat
- Kasus Investasi Bodong di BTN, Ombudsman Gelar Pertemuan dengan OJK, LPS & Kementerian BUMN
- Pengamat: Prabowo Akan Dikenang Presiden Pemersatu Bangsa jika Wujudkan Presidential Club