SBY Kritik Industri Televisi

SBY Kritik Industri Televisi
SBY Kritik Industri Televisi
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengkritik industri televisi yang ia nilai kerap memiliki muatan kepentingan pemilik modal. SBY meminta televisi nasional bisa lebih berimbang dalam pemberitaan.

SBY mengatakan, meskipun ada idealisme pers agar media netral dan independen, namun selalu ada posisi, sikap, dan keberpihakan. "Saya tahu, mungkin itu juga politik atau kepentingan pemiliknya, the owner, atau barangkali manajemen yang juga memiliki visi tertentu," kata SBY dalam peresmian pemancar digital di TVRI, kemarin.

Presiden menganggap wajar keberpihakan tersebut. Namun, ia berpesan agar tidak terlalu berlebihan. "Tidak apa-apa, politik memang begitu, demokrasi pun begitu. Yang penting jangan sangat berlebihan. Kalau terlalu berlebihan, apalagi vulgar, vocal, rakyat tidak suka," kata SBY.

SBY mengaku kerap menonton stasiun televisi asing. Dari televisi asing yang ia tonton, menurut SBY, tidak ada yang menjelek-jelekkan bangsa sendiri. "Rasanya, tidak terlalu suka mereka menjelek-jelekkan bangsanya sendiri," kata SBY, sambil mencontohkan Channel News Asia- Singapura, CCTV - RRT, dan Arirang - Korea, sebagai televisi yang ia tonton.

JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengkritik industri televisi yang ia nilai kerap memiliki muatan kepentingan pemilik modal. SBY

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News