SBY Sampaikan Pesan Serius: Juga Malu kepada Dunia

SBY Sampaikan Pesan Serius: Juga Malu kepada Dunia
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan pesan serius. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

Tapi kembali lagi, SBY menekankan bahwa yang ingin dia tanggapi adalah terjadinya ketegangan baru antara unsur masyarakat dengan pihak pemerintah.

Ketegangan vertikal seperti ini sebenarnya tidak perlu terjadi. Seharusnya, semua pihak kompak, dan menguatkan persatuan dalam memerangi virus corona.

"Isu yang muncul sebenarnya klasik dan tidak luar biasa. Intinya adalah bahwa negara, atau pemerintah, akan memolisikan siapa pun yang menghina presiden dan para pejabat pemerintah. Saya pahami ini sebagai peringatan (warning), bukan ancaman, dari pihak yang memiliki kekuasaan di bidang hukum," katanya.

Hal itu menurutnya klasik dan tidak luar biasa, karena kerap terjadi di sebuah negara sekalipun penganut sistem demokrasi.

Ketegangan tersebut menurutnya biasanya terjadi di negara yang demokrasinya tengah berada dalam masa transisi dan atau konsolidasi. Ataupun negara yang demokrasinya masih mencari bentuk dan model yang paling tepat.

Atau, negara yang memiliki pranata hukum warisan era kolonialisme. Sistem hukum yang memberikan hak (power) kepada penguasa, untuk menghukum warga negara yang didakwa menghina atau tidak menghormatinya.

"Yang menjadi luar biasa adalah kalau hukum-menghukum ini sungguh terjadi ketika kita tengah menghadapi ancaman korona yang serius saat ini. Jujur, dalam hati saya harus bertanya mengapa harus ada kegaduhan sosial politik seperti ini?" SBY mempertanyakan.

Dalam artikelnya yang cukup panjang itu, SBY hanya ingin menyampaikan pandangan, saran dan harapan baik kepada masyarakat maupun pemerintah.

Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY menyampaikan pesan serius terkait kondisi kekinian di tengah wabah virus corona COVID-19.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News