SEA Games dan Pudarnya Dominasi Indonesia

Dhimam Abror Djuraid

SEA Games dan Pudarnya Dominasi Indonesia
Presiden Joko Widodo saat melepas kontingen Indonesia yang akan berlaga di SEA Games 2023 di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (2/5/2023). Foto: NOC Indonesia

jpnn.com, JAKARTA - Ada dua event regional Asia Tenggara yang sekarang berlangsung bersamaan. Dua-duanya bisa menjadi cermin di mana posisi Indonesia sekarang pada percaturan regional Asia Tenggara. Di Kamboja sedang diselenggarakan pekan olahraga Asia Tenggara (SEA Games) dan di Labuan Bajo para pemimpin ASEAN sedang mengadakan konferensi tingkat tinggi.

Di SEA Games Kamboja, Indonesia berada di posisi keempat dan tampaknya posisi itu menjadi yang terbaik bagi Merah Putih. Di masa lalu Indonesia adalah raja ASEAN. Bukan hanya di bidang olahraga, tetapi hampir di seluruh bidang, mulai dari politik, ekonomi, sampai budaya.

Dominasi itu tinggal menjadi kenangan. Pada era Presiden Soeharto, Indonesia mampu meraih gelar juara umum SEA Games selama tujuh kali. Sudah lima presiden pengganti Soeharto, namun belum satu pun yang bisa membawa Indonesia kembali ke masa kejayaan SEA Games.

Pekan olahraga Asia Tenggara ini sudah diselenggarakan sejak 1959. Indonesia baru bergabung pada 1977. Saat kali pertama berlaga di SEA Games, kontingen Indonesia langsung sukses menyabet gelar juara umum. Dominasi ini kemudian luntur setelah Pak Harto lengser. Capaian terburuk terjadi pada SEA Games 2017 di Malaysia. Indonesia hanya meraih peringkat kelima. Ini merupakan capaian terburuk sejak 1977.

Cuma dua kali Indonesia jadi peringkat kedua. Pada 1985 dan 1995. Dua-duanya digelar di Bangkok. Ketika itu, posisi runner up sudah dianggap sebagai aib dan menteri olahraga maupun ketua KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) langsung dipanggil oleh Pak Harto.

Pak Harto langsung turun tangan. Seluruh cabang olahraga dievaluasi habis-habisan. Presiden Soeharto menegaskan jangan sampai kekalahan Indonesia terulang pada SEA Games XIV yang akan digelar di Jakarta pada 1987. Indonesia langsung balas dendam. Indonesia menang telak dan tak memberi napas lawan-lawannya.

Saat itu, atlet Indonesia mampu meraih 183 medali emas, 136 medali perak, dan 84 perunggu. Total 403 medali dipersembahkan. Bandingkan dengan juara kedua Thailand yang cuma dapat 63 medali emas dan Malaysia yang dapat 35 medali emas.

Namun sejak era reformasi kejayaan Indonesia luntur. Indonesia hanya sekali juara pada 2017 ketika menjadi tuan rumah. Sejak reformasi tahun 1998, tercatat sudah sebelas kali SEA Games digelar, dan Indonesia rata-rata ada di luar tiga besar. SEA Games kali ini pun Indonesia harus puas ada di urutan keempat, kalah dari tuan rumah Kamboja yang dulu hanya anak bawang.

Dominasi Indonesia di ASEAN sudah meluntur, dan butuh upaya ekstra keras untuk mendapatkan kembali kejayaan seperti pada era Soeharto.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News