Sebaiknya Bu Mega Maju Pilpres Lagi ketimbang Dirundung soal Gaji

Sebaiknya Bu Mega Maju Pilpres Lagi ketimbang Dirundung soal Gaji
Megawati Soekarnoputri. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Presidium Perhimpunan Masyarakat Madani (Prima) Sya'roni menilai perundungan (bully) terhadap Ketua Ketua Dewan Pengarah Badan Pengembangan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri gara-gara gaji dan tunjangan Rp 112 juta merupakan hal tak pantas.

"Masa selevel Mbak Mega di-bully soal gaji BPIP Rp 112 juta, tanggung banget," kata Sya'roni, Sabtu (2/6). 

Sya'roni menegaskan, Mega adalah ketua umum partai politik besar yang layak mendapat posisi terhormat. Terlebih, ada petinggi partai politik lain yang juga menikmati dana operasional hingga miliaran rupiah tapi tak pernah diusik.

"Tidak elok ketum parpol terbesar di Indonesia di-bully hanya soal gaji, sementara banyak pejabat lainnya yang level politiknya jauh di bawah Mbak Mega bisa menikmati dana operasional hingga miliaran rupiah," katanya.

Sya'roni menambahkan, pihak yang harusnya disalahkan terkait polemik gaji dan tunjangan bagi Megawati adalah Istana Kepresidenan. Sebab merujuk keterangan Menteri Keuangan Sri Mulyani, gaji pokok Megawati sebagai ketua Dewan Pengarah BPIP hanya Rp 5 juta.

"Tampaknya ada yang ingin menjatuhkan Mbak Mega," tuntasnya.

Selain itu, Sya'roni menyarankan kepada Megawati agar maju sebagai calon presiden. Menurut dia, gaji Rp 112 juta tidak ada apa-apanya dibanding biaya operasional presiden yang mencapai miliaran rupiah  per bulannya. 

Soal umur, Mega tak perlu khawatir. Sya’roni menyebut usia Megawati yang kini 71 masih tergolong muda jika dibandingkan Mahathir Mohammad yang sudah 92 namun terpilih sebagai Perdana Menteri (PM) Malaysia.

Megawati Soekarnoputri adalah ketua umum partai besar yang layak mendapat posisi terhormat. Di sisi lain ada ketua umum partai menikmati duit besar tak diusik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News