Sebanyak 2,7 Juta Lansia Telantar
Selasa, 09 Maret 2010 – 01:29 WIB
Titus mengatakan, yang dibutuhkan lansia adalah pendidikan khusus. Sebab, setiap lansia saat pensiun menghadapi persoalan sama. Yaitu, membutuhkan aktivitas yang mampu menghidupinya hingga meninggal. "Mereka masih membutuhkan materi meski sudah tua," kata Titus.
Baca Juga:
Karena itu, pendidikan yang paling penting adalah menjelang pensiun. Berdasar penelitian yang dilakukan, sekitar 70 persen lansia setelah pensiun ingin membuka usaha. Persoalannya, tak semua lansia tahu usaha apa yang harus dirintisnya. Sebab, selama puluhan tahun, mereka umumnya berkiprah sebagai pegawai. Untuk itu, pendidikan kewirausahaan perlu dirintis.
Di samping itu, Kemendiknas bisa membuka lembaga pendidikan setingkat universitas bagi lansia yang pensiun. Di beberapa negara, sebut Titus, sudah ada pendidikan bagi lansia yang disebut dengan third ages university. Pendidikan itu masuk nonformal dan tanpa gelar.
Umumnya, mereka diberi pendidikan tentang sejarah dan seni. Ada dua jenis pendidikan. Yaitu, pelatihan sebelum pensiun dan setelah pensiun. Titus mengharapkan, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) dan Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi membuat surat edaran untuk pelatihan lansia pra pensiun. Pemerintah juga diminta untuk membenahi 243 panti wreda yang sudah tidak layak.
JAKARTA - Angka harapan hidup lanjut usia (lansia) diprediksi terus naik beberapa tahun ke depan. Namun, jika pemerintah tidak mengiringi dengan
BERITA TERKAIT
- Pasukan Brimob dari Nabire dan Timika Bergerak ke Intan Jaya
- PTUN Gelar Sidang Gugatan PDIP terhadap KPU Mengenai Gibran, Begini Kata Tim Hukum
- Nurul Ghufron Mangkir, Dewas KPK Tunda Persidangan Etik
- Masuk Pendataan BKN, Pemda Tak Ajukan Formasi PPPK 2024, Nasib Honorer Digantung
- PropertyGuru Indonesia Property Awards Kenalkan Kategori Baru di Tahun ke-10
- Hardiknas 2024, Ketua Komisi X DPR: Pendidikan Indonesia Masih Hadapi Tantangan Besar