Sebut Demokrat Beralih ke Tangan Otoriter, Max Sopacua Singgung Janji Setia kepada AHY

Sebut Demokrat Beralih ke Tangan Otoriter, Max Sopacua Singgung Janji Setia kepada AHY
Mantan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua. Foto: asip JPNN.com/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Salah satu pendiri Partai Demokrat (PD) Max Sopacua menilai parpol yang pernah mengantarkannya menjadi anggota DPR itu bertindak otoriter.

Penilaian itu didasari pada keputusan tentang pencopotan terhadap Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PD Kabupaten Blora Bambang Susilo.

Sebelumnya Bambang dicopot gara-gara bersuara tentang pentingnya PD menggelar kongres luar biasa (KLB) untuk mengganti ketua umum.

Menurut Max, pencopotan Bambang telah menyalahi nilai-nilai yang mendasari pendirian PD. Mantan wartawan itu menyebut praktik otoriter di PD membuat banyak kader yang tak betah.

"Partai ini didirikan dengan alam demokratisasi yang penuh dengan sifat religius dan nasionalisme. Sekarang beralih kepada sebuah tangan yang kelihatannya ada sistem otoriter di sana. Ini yang membuat orang-orang tidak betah," ujar Max kepada JPNN.com, Senin (22/2).

Lebih lanjut Max mengatakan, tidak semua kader PD mau mendukung Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai ketua umum. Buktinya, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PD memaksa setiap DPC membuat deklarasi kesetiaan pada kepemimpinan putra Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.

"Artinya ada yang tidak setia, berarti kepemimpinannya (AHY, red) tidak rasional tidak sampai seratus persen kader menyatakan kesetiaan tersebut," ucap Max.

Mantan penyiar TVRI itu menegaskan, seharusnya PD tidak mencopot Bambang Susilo. Sebab, PD punya mekanisme tentang pemberian sanksi sebagaimaan diatur dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART).

Max Sopacua menyatakan ada praktik otoriter di Partai Demokrat yang membuat banyak kader tak betah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News