Seharusnya Masyarakat Patungan untuk Peserta Pemilu
jpnn.com, JAKARTA - Sistem pemilu di Indonesia dinilai menghabiskan terlalu banyak biaya. Ada baiknya sistem pemilu kepala daerah disederhanakan lagi, sehingga biayanya dapat ditekan.
"Sistem pemilu kada harus disederhanakan lagi agar lebih murah," ujar Andi Alfian Mallarangeng, pengamat politik, Rabu (27/6).
Andi berpendapat, sudah saatnya rakyat ikut membantu kandidat pilihannya agar menang. Salah satunya lewat penggalangan dana. Sehingga, saat terpilih kandidatnya fokus pada kepentingan rakyat.
Dia mencontohkan, pemilu di Amerika. Kalangan buruh menggalang dana USD 5 per orang demi mendukung kemenangan calon presiden yang programnya berpihak kepada mereka.
Kondisi ini berbeda dengan Indonesia. Kandidat diminta cari dana sendiri. Alhasil kandidat cari gampang dengan mendekati cukong dan konglomerat.
"Akan beda rasanya bila dananya berasal dari sumbangan rakyat. Kalau konglomerat pasti ada take and give-nya sehingga kepentingan rakyat terabaikan," terangnya.
Pendapat senada diungkapkan Effendy Gazali, pengamat komunikasi politik. Ongkos pemilukada terlalu mahal sehingga harus disederhanakan.
Dia juga mendukung penggalangan dana dari masyarakat. Sudah saatnya masyarakat diikutsertakan dalam menggalang dana bagi kandidat yang diinginkannya.
Penggalangan dana masyarakat dinilai sebagai solusi tepat mengatasi tingginya biaya untuk bertarung di pemilihan umum
- Komisi II DPR RI Dorong Revisi UU Pemilu di Awal Periode 2024-2029
- Hubungan dengan Rizky Irmansyah Dituding Rekayasa, Nikita Mirzani Sebut Nama Prabowo
- PBMA Ajak Semua Pihak Patuhi Keputusan MK
- Soal Erick Thohir Langgar Aturan Pemilu Dimentahkan MK
- MK Sebut Tindakan Jokowi Bukan Pelanggaran Hukum, tetapi Tidak Etis
- Saldi Isra: MK Bukan Keranjang Sampah Menyelesaikan Semua Masalah Pemilu