Sejenak Ngobrol Letter of Credit

Sejenak Ngobrol Letter of Credit
Sejenak Ngobrol Letter of Credit
Risiko politik dan ekonomi selalu ada. Tapi risiko itu, secara regulasi, bisa dijamin oleh Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI), BUMN milik Departemen Keuangan itu. Kasus-kasus gagal bayar memang domain ASEI. Jika semua persyaratan sudah oke, ASEI selalu membayar kasus gagal bayar. Jaminan ASEI itu perlu jika terjadi pergolakan politik atau perang di negara tujuan ekspor. Atau terjadi gara-gara dampak krisis keuangan finansial global, yang sekarang sedang mencekam dunia.

Kenalilah Mereka

Mengenali mitra importir dan negara tujuan, apakah sedang perang, bergolak secara politik dan finansial, sangat penting. Tinggal buka internet saja. Tak perlu terbang ke sono.

Dulu, negara-negara bekas pecahan Sovyet pernah diterpa gonjang-ganjing politik dan ekonomi. Juga pernah mencekam Timur Tengah. Persis Indonesia di tahun 1965-1966 dan kejatuhan Orde Baru pada 1998 silam.

Alangkah baiknya jika ada daftar kategori negara tujuan ekspor. Mana yang berisiko dan sebaliknya. Ada pula laporan monitor setiap negara termasuk regulasi dan perubahan regulasi perdagangan dan devisa. Sepertinya, ini adalah tugas KBRI yang dikoordinasi Departemen Luar Negeri dan Departemen Keuangan. Tapi berisiko atau tidak, tapi eksportir nasabah ASEI bisa di take over oleh ASEI. Sehingga berbisnis dengan negara yang rawan berisiko sekali pun tetap saja aman, malah bisa meraih laba. Lain hal jika ASEI tak lagi seberdaya dulu, mungkin karena pengaruh krisis keuangan global yang merembes kian kemari.  

Regulasi dan pasar selalu berantem? “Kadang-kadang, ya!” kata seorang eksportir. Dia contohkan keharusan eksportir menggunakan L/C (letter

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News