Sekali Tebas di Leher Darah Mengucur, Parang Diacungkan

Sekali Tebas di Leher Darah Mengucur, Parang Diacungkan
Mantunu Tedong, rangkaian adat pemakaman jenazah di Toraja, di Tongkonan Sangtorayan, Kilometer 9, Jalan Soekarno-Hatta Kukar, Kaltim. Foto: SAIPUL ANWAR/KALTIM POST

jpnn.com - Penyembelihan kerbau dengan sekali tebasan di leher, menjadi tontotan favorit masyarakat dalam rangkaian upacara Rambu Solo’.

Rambu Solo’ merupakan upacara adat pemakaman jenazah pada masyarakat Toraja, yang sudah terkenal hingga luar negeri. Kali ini dalam rangka pemakaman mendiang Luther Kombong, di Jalan Soekarno-Hatta, Loa Janan, Kutai Kartanegara (Kukar), Kaltim.

IBRAHIM, Loa Janan

SORAK-sorai terdengar menyertai aba-aba dimulainya proses Mantunu Tedong, atau perngurbanan kerbau. Seribuan orang seketika memadati lapangan. Kerbau yang bakal dikurbankan perlahan ditarik menuju tempat penyembelihan di tengah lapangan.

Seorang patinggoro (jagal) dengan tenang mengeluarkan sebilah la’bo’ (parang) dan langsung menebas leher kerbau. Hanya hitungan detik, darah mengucur deras dari leher kerbau.

Seketika kerbau jatuh ke tanah. Parang yang sangat tajam milik patinggoro mampu melumpuhkan kerbau dalam satu kali tebasan.

Patinggoro lantas mengangkat parang mengarah ke langit. Sorakan kembali bergema. Proses penyembelihan kerbau begitu cepat dan tak banyak cingcong. Warga yang hadir tak lupa mengabadikan momen langka itu dengan smartphone.

Luther Lappa, panitia Rambu Solo’ mendiang Luther Kombong, mengatakan hingga memasuki hari keempat, total kerbau yang dipotong keluarga sebanyak enam. Tidak semua kerbau dalam Rambu Solo’ kali ini dikorbankan.

Proses Mantunu Tedong, penyembelihan kerbau dengan sekali tebas di leher, menjadi bagian dari rangkaian upacara adat pemakaman jenazah di Toraja.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News