Sekarang, Rani Juliani 'Simpanan' Polisi

Sekarang, Rani Juliani 'Simpanan' Polisi
Polisi. Foto Ilustrasi: dok.JPNN.com

jpnn.com, TANGERANG - Raibnya, Rani Juliani, 22, istri ketiga Nasrudin Zulkarnain, Direktur Putra Rajawali Banjaran (PRB) salah satu BUMN bak ditelah bumi beserta ibu, Endang M Hasan, 59 dan Kuswati, 45, memunculkan dugaan kalau dia dan keluarganya diamankan polisi. Maklum, Rani Juliani yang diduga menjadi menjadi pemicu tewasnya sang suami merupakan saksi penting kasus penembakan yang menyeret nama ketua non aktif KPK, Antasari Azhar.
   
Terlebih, aparat Polda Metro Jaya (PMJ) yang menangani kasus ini telah menetapkan para tersangka pembunuh pejabat asal Makasar itu orang-orang berpengaruh. Mereka adalah pemegang saham Harian Merdeka dan juga pengusaha, Sigit Haryo Wibisono; serta beberapa pengusaha lainnya, perwira polisi berpangkat komisaris besar (kombes) Wiliardi Wizard, serta Antasari Azhar yang saat ini statusnya sudah dijadikan tersangka. 
   
Rani yang tinggal di Jalan KH Maja, Kebon Kosong, RT   01/04, Panunggangan, Pinang, Kota Tangerang, kini menjadi selebritis baru. Dia diburu untuk diwawancarai puluhan wartawan baik dari media cetak dan nasional yang mengejarnya untuk mendapatkan berita eksklusif pertama yang mewawancarai wanita muda yang diduga menjadi pemicu penembakan berdarah yang menggegerkan publik negeri ini tersebut.
   
Tidak ada aktivitas di rumah bernomor 8 yang ditinggalkan begitu saja mahasiswa STMIK Raharja, Tangerang, yang terancam DO (drop out) dari kampusnya itu tidak membuat wartawan patah arang. Mereka juga berupaya mengendus keberadanannya Rani ke teman sekolahnya. Mulai dari teman SD Panunggangan 5, SMP Yuppentek 3 dan SMA Yuppentek 2, Cikokol, Kota Tangerang tapi jejak wanita itu tidak terlacak.
   
Ada kabar, Rani ada di rumah neneknya di daerah Kota Serang. Tapi hal itu tidak benar.  ”Biar dicari sampai capek, Rani tidak akan ditemukan. Dia saat ini tengah diamankan polisi agar keselamatannya terjaga,” ungkap seorang penyidik di Polres Metro Tangerang kepada INDOPOS (JPNN Grup) Senin (4/5).  Polisi berpangkat perwira yang mewanti-wanti namanya jangan dikorankan itu juga mengatakan, Rani yang dikabarkan hamil 4 bulan, beserta keluarganya ditempatkan di lokasi rahasia.
   
”Tempatnya masih di wilayah Provinsi Banten,” tukasnya juga. ”Dia itu saksi kunci dan polisi wajib menjaga keamanannya. Bukan tidak mustahil banyak pihak ingin melenyapkan wanita ini. Apalagi kasus ini menyeret nama pejabat dan pengusaha yang memiliki uang,” tukasnya juga. Bukan hanya Rani, supir Nasrudin, saat peristiwa penembakan terjadi juga mendapatkan pengawalan beberapa anggota reserta.
   
Seperti dikatakan beberapa tetangganya saat koran ini menyambangi rumahnya di Perumahan Teratai Griya Asri, Blok G4-1, RT 18/04, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang. ”Semenjak terjadi penembakan terhadap bosnya, Suparmin jarang pulang kerumahnya,” ungkap  tetangga Parmin bernama Wawan. Dia juga mengatakan, Suparmin yang bertubuh agak gemuk itu terlihat saat Kamis (30/04) lalu setelah lama menghilang. 
   
Dia hadir saat perayaan akekah anak ketiganya, Jamilah Lutfira Janah, 2 bulan. Padahal, sebelum kasus pembunuhan bos salah satu BUMN yang menjadi majikannya itu sering terlihat mondar-mandir. ”Sejak terjadi penembakan itu, Pak Parmin dikawal beberapa petugas kepolisian yang memakai baju preman. Seperi saat akekah Kamis lalu,” ungkap Safii, salah satu pemuda yang ditemui INDOPOS di tempat ronda dekat rumah Parmin kemarin.
   
Istri Parmin, Sri Lestari Ningsih, 29 saat ditemui koran ini mengatakan kalau suainya tengah ada tugas keluar. ”Bapak tidak ada di rumah,” ujarnya singkat. Saat ditanya kemana suaminya, wanita yang baru saja melahirkan anak ketiganya itu hanya menggeleng.  ”Tidak tahu,” tukasnya pelan. Tapi dia mengaku kalau suaminya baik-baik saja. Terkait hal ini, Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang, Kompol Budhi Herdi Susanto mengaku terkait keberadaan Rani dan keluarganya.
   
”Kalau kami (jajaran Polres Metro Tangerang, Red) tidak melakukannya,” ujarnya saat dihubungi kemarin. Untuk diketahui, Rani dan Suparmin, sempat dimintai keterangannya oleh aparat Polres Metro Tangerang sesaat Nasrudin tewas ditembak orang tak dikenal saat melaju dengan mobil BMW B 191 E warna putih usai bermain golf pukul 15.00 nyaris dua bulan lalu.
      
Jadi Simpanan Dapat Rumah, Mobil dan Dikuliahkan
Pasca kasus pembunuhan Nasrudin diikuti dengan tertangkapnya beberapa orang pelaku yang akhirnya membelit mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar, predikat sebagai caddy girl di lapangan golf makin disorot. Pasalnya, beredar rumor bahwa pembunuhan sang direktur itu berlatar belakang asmara. Bola panasnya datang dari seorang caddy girl.

Meski berbagai kalangan membantah bahwa praktek ”transaksi birahi” di padang golf tidak ada, namun tetap saja anggapan bahwa praktek itu ada makin menguat.

Salah seorang caddy di salah satu padang golf ibukota yang berhasil ditemui INDOPOS menuturkan, peraktek seperti itu memang ada meski tidak semua caddy memilih langkah itu. ”Kalau soal booking, hang out, bahkan jadi simpenan, itu sih sudah umum. Tapi inget ya, tidak semua seperti itu,” aku dara kelahiran tahun 1987 itu.

Shanti (nama samaran, red) mengatakan, sejak tiga tahun lalu dia bekerja sebagai caddy. Tugasnya memberikan servis kepada para golfer yang datang ke padang golf. ”Selain memayungi para pemain, kita juga kerap ngobrol dan bercanda dengan mereka. Pokoknya menservis lah,” akunya.

Dari ngobrol dan bercanda itulah kadang-kadang menimbulkan rasa saling suka antara pemain dangen caddynya. Setelah itu, lanjutnya, biasanya para pemain golf yang umumnya orang-orang berduit itu mulai tuker-tukeran nomor Hp. ”Udah itu ya biasanya janjian,” ungkapnya.

Menurut pengakuan Shinta, para golfer memang bisa memesan caddy yang dia mau. Biasanya booking dilakukan sehari sebelum pemain itu datang ke padang golf. ”Telefon dulu, besok aku main, aku mau caddynya kamu,” kata Shanti menirukan golfer bila memesan caddy.

Dia juga tidak membantah ketika ditanya bahwa ada caddy yang jadi simpanan oom-oom berkantong tebal itu. Dikatakannya, dari mereka ada yang dinikahi secara sirri, ada juga yang hanya berpacaran dan jadi wanita simpanan.

”Ya gitu deh. Biasanya segala sesuatunya dijamin. Dikasih rumah, mobil, dikuliahin, dan diberi nafkah tiap hari,” katanya.

Raibnya, Rani Juliani, 22, istri ketiga Nasrudin Zulkarnain, Direktur Putra Rajawali Banjaran (PRB) salah satu BUMN bak ditelah bumi beserta ibu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News