Sekjen PDIP: Pandangan Geopolitik Soekarno Membangun Perdamaian Dunia

Sekjen PDIP: Pandangan Geopolitik Soekarno Membangun Perdamaian Dunia
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Foto: Dok DPP PDIP.

“Terjadilah perang dingin. Semua berebut pengaruh. Fenomena inilah yang kini nampak terjadi di Laut Cina Selatan,” urai Hasto lagi. 

Namun, lanjut Hasto,  Soekarno melihat keduanya tetap memiliki benih-benih penjajahan. 

“Makanya Bung karno, tahun 1960-an menggagas blok baru yang ingin membangun dunia tata baru bebas perang dan penjajahan, sehingga lahirlah Gerakan Non Blok," tambahnya. 

Menurut dia, inti sari dari pandangan geopolitik serta politik bebas aktif Indonesia dan dijalankan Soekarno ini adalah politik yang berpihak pada kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. 

"Bung Karno lalu menjadikan Konferensi Asia Afrika sebagai momentum mencanangkan doktrin politik luar negeri Indonesia tersebut,” kata Hasto. 

Momentum Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Bandung dijadikan Bung Karno untuk menggalang dukungan internasional bagi pembebasan Irian Barat. 

Dari 10 Dasasila Bandung, 7 poin adalah untuk pembebasan Irian Barat. 

"Setelah KAA, Indonesia mendapat legitimasi kuat sehingga dilaksanakan Deklarasi Djuanda pada 1957. Dengan deklarasi ini, laut membungkus wilayah kepulauan kita, sehingga Indonesia adalah negara kelautan yang ditebari pulau-pulau, kata Bung Karno," beber Hasto. 

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa pandangan geopolitik Soekarno membangun perdamaian dunia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News