Sekolah Anak-anak TKI, Gurunya Bergelar Master dan Doktor

Sekolah Anak-anak TKI, Gurunya Bergelar Master dan Doktor
Rombongan Dompet Dhuafa Indonesia saat mengunjungi sekolah rintisan untuk anak-anak TKI di Johor Bahru, Malaysia. Foto: Sholahuddin/Jawa Pos

Mereka bersedia menjadi guru bagi anak-anak tersebut. Tentu saja, mereka juga mendapat tunjangan walaupun tidak banyak.

”Jadi, guru SD di sini itu bergelar master dan doktor, lho,” tambahnya. Rijal menambahkan, ikhtiar untuk membesarkan sekolah bagi anak-anak Indonesia di perantauan itu mulai mendapat perhatian dari pemerintah.

Belum lama ini pihaknya mendapatkan bantuan anggaran sekitar Rp 2 miliar. Dana itulah yang dimanfaatkan untuk membangun ruang-ruang kelas tersebut. Pihaknya pun berharap pemerintah mau mengirimkan tenaga pengajar. ’’Insya Allah tahun ini bisa terwujud,’’ harapnya.

Perkembangan sekolah rintisan bagi anak-anak TKI itu juga mendapat perhatian Atase Pendidikan Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur Prof Ari Purbayanto.

Melihat kondisi sekolah itu, Ari memberikan acungan jempol terhadap kegigihan Taufiqur Rijal dan staf. ’’Dulu saya ke sini (Johor Bahru) belum begini sekolahnya. Sekarang sudah makin layak,’’ kata Ari.

Ari mengungkapkan, jumlah TKI yang bekerja di Malaysia saat ini sekitar 1,94 juta. Jumlah itu belum termasuk TKI tanpa dokumen.

Di antara jumlah tersebut, tidak sedikit yang membawa anak-anak untuk mengadu nasib di Malaysia. ’’Jadi, permasalahan pendidikan bagi anak-anak TKI di Malaysia merupakan tantangan besar dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,’’ katanya.

Menurut dia, upaya pemerintah Indonesia untuk memfasilitasi pendidikan dasar bagi anak-anak TKI itu tidak mudah. Masih ada persoalan, terutama terkait status keimigrasian para peserta didik dan keberlanjutan pendidikannya.

KONJEN RI di Johor Bahru berinisiatif mendirikan sekolah rintisan agar anak-anak tenaga kerja Indonesia (TKI) punya masa depan. Pasalnya, belum semua

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News