Sektor Properti Tiongkok Terancam Anjlok Akibat Kasus Evergrande, Perusahaan Dengan Utang Rp4 Ribu Triliun

Sektor Properti Tiongkok Terancam Anjlok Akibat Kasus Evergrande, Perusahaan Dengan Utang Rp4 Ribu Triliun
Seorang warga China duduk di luar kantor pusat Evergrande di Shenzen, menunggu kepastian uangnya di perusahaan raksasa properti itu.  (ABC News: Paddy Fok)

Perusahaan raksasa properti Tiongkok, Evergrande, berkembang sangat pesat sehingga melebar ke berbagai sektor mulai dari klub sepakbola, susu formula bayi, hingga mobil listrik.

Sekarang, Evergrande sedang ditangani oleh penasehat dari luar yang bertugas mengatasi utang sebesar dari $400 miliar (sekitar Rp4 ribu triliun).

Sebagai salah satu pengembang real estate terbesar, perusahaan ini mengklaim memiliki lebih dari "1.300 proyek di 280 kota di Tiongkok dan merupakan pelopor penyediaan rumah dengan dekorasi yang bagus".

Sektor properti di negara itu masih booming sampai tahun ini.

Permintaan real estate di kota-kota besar seperti Beijing, Shanghai, Shenzhen, dan Guangzhou telah mendongkrak harga properti menjadi salah satu yang termahal di dunia.

Evergrande mengambil pinjaman demi pinjaman untuk memenuhi permintaan tersebut.

Tapi kemudian terjadi penurunan harga properti di kota-kota kecil disusul oleh berbagai tindakan pemerintah setempat yang ditujukan untuk membatasi pinjaman berlebihan di sektor real estate.

Para ekonom menyatakan potensi keruntuhan perusahaan itu "merupakan ujian terbesar yang dihadapi sistem keuangan Tiongkok selama ini."

Perusahaan raksasa properti Tiongkok, Evergrande, berkembang sangat pesat sehingga melebar ke berbagai sektor mulai dari klub sepakbola, susu formula bayi, hingga mobil listrik

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News