Selama 2018 Ada 2.564 Bencana, Tak Terkait dengan Politik

Selama 2018 Ada 2.564 Bencana, Tak Terkait dengan Politik
Juru Bicara BNPB Sutopo Purwo Nugroho. Foto: dokuman JPNN.Com/Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Ribuan bencana terjadi di berbagai daerah di Indonesia sepanjang 2018. Total ada 2.564 kejadian bencana.

“Banjir, longsor dan puting beliung masih tetap mendominasi bencana,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam konferensi pers di kantornya, Senin (31/12).

Menurut Sutopo, merujuk data BNPB sejak terbentuk pada 2010, jumlah bencana dari tahun ke tahun meningkat. Penerima penghargaan The First Responders 2018 dari harian terkemuka Singapura The Straits Times itu menambahkan, adanya tren kenaikan jumlah bencana juga karena semakin baiknya pendataan BNPB.

Kini, setiap ada tentang bencana maka laporannya masuk ke BNPB. Kemajuan teknologi juga membuat informasi tentang bencana tersebar cepat.

“Sehingga data bencaa terlihat semakin meningkat. Selain itu juga karena jumlah bencana meningkat, dampak perubahan iklim global, kerusakan lingkungan bertambahnya jumlah penduduk menempati daerah bencana mengakibatkan bencana meningkat,” tutur dia.

Sutopo lantas memerinci data bencana sejak 2008-2018. Pada 2008 ada 924 bencana, 2009 (1.245 bencana), 2010 (1.944 bencana), 2011 (1.619 bencana), 2012 (1.780 bencana), 2013 (1.666 bencana), 2014 (1.961 bencana), 2015 (1.694 bencana), 2016 (2.306 bencana), 2017 (2.862 bencana), dan 2018 (2.564 bencana).

Merujuk data itu maka bencana yang terjadi paling banyak di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurut Sutopo hal itu wajar karena SBY memimpin pemerintahan selama 10 tahun.

Namun, Sutopo menegaskan bahwa bencana tak ada kaitannya dengan politik ataupun siapu pun presidennya. Sebab, siapa pun yang jadi presiden pasti ada bencana alam.

BNPB mencatat ribuan bencana terjadi di berbagai daerah di Indonesia sepanjang 2018. Total ada 2.564 kejadian bencana.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News