Selama Jokowi Belum Menegur Moeldoko, AHY Harus Ekstra Hati-Hati
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Jamiluddin Ritonga mengatakan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) harus tetap berhati-hati selama Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum menegur Moeldoko.
Menurut Jamiluddin, dukungan Jokowi terhadap kepemimpinan AHY seharusnya dibuktikan dengan menegur dan memberikan sanksi kepada kepala staf kepresidenan (KSP) Moeldoko atas manuvernya terhadap Demokrat.
Namun, hal yang ditunggu-tunggu publik terutama pengurus dan kader Partai Demokrat itu menurut Jamiluddin belum dilakukan oleh Jokowi.
"Oleh karena itu, Partai Demokrat yang dinakhodai AHY harus tetap ekstra hati-hati terhadap sepak terjang Moeldoko dan kubunya," kata Jamiluddin kepada JPNN.com, Jumat (10/9).
Sebab, kata dia, bila lengah sedikit saja, terutama di penghujung upaya hukum, kubu AHY bisa saja dikalahkan.
"Setidaknya kubu AHY harus sudah mengantisipasi skenario terburuk tersebut," ucap akademisi Universitas Esa Unggul itu.
Mantan dekan FIKOM IISIP Jakarta itu juga menilai pidato Presiden Jokowi dalam perayaan HUT ke-20 Partai Demokrat pada Kamis (9/9), hanya dilihat sebatas penghormatan.
"Apresiasi Jokowi mengindikasikan respeknya terhadap partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)," ujar dia.
Jamiluddin Ritonga menilai Jokowi baru dianggap benar-benar mendukung kepemimpinan AHY di Partai Demokrat bila sudah menegur KSP Moeldoko.
- Prabowo Minta AHY Siapkan Kader Terbaik dari Demokrat Untuk Kabinet Mendatang
- AHY Sebut Prabowo Minta Demokrat Siapkan Kader Terbaik untuk Isi Kabinet
- Cerita ke Prabowo Soal Demokrat Kehilangan Kursi di Pileg 2024, AHY: Saya Lega Dengar Respons Beliau
- Didampingi Mentan Amran Kunjungi Panen Padi di Sigi, Jokowi: Bagus
- Timnas AMIN Seret 8 Menteri Jokowi ke Sidang Perdana Sengketa Pilpres 2024
- PSI Mengeklaim Warga Jakarta Butuh Gubernur seperti Jokowi