Selama Jokowi Belum Menegur Moeldoko, AHY Harus Ekstra Hati-Hati

Selama Jokowi Belum Menegur Moeldoko, AHY Harus Ekstra Hati-Hati
Dokumentasi - Presiden Jokowi bersama Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, di Istana Merdeka, Kamis (26/9). Foto: M Fathra Nazrul Islam/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Jamiluddin Ritonga mengatakan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) harus tetap berhati-hati selama Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum menegur Moeldoko.

Menurut Jamiluddin, dukungan Jokowi terhadap kepemimpinan AHY seharusnya dibuktikan dengan menegur dan memberikan sanksi kepada kepala staf kepresidenan (KSP) Moeldoko atas manuvernya terhadap Demokrat.

Namun, hal yang ditunggu-tunggu publik terutama pengurus dan kader Partai Demokrat itu menurut Jamiluddin belum dilakukan oleh Jokowi.

"Oleh karena itu, Partai Demokrat yang dinakhodai AHY harus tetap ekstra hati-hati terhadap sepak terjang Moeldoko dan kubunya," kata Jamiluddin kepada JPNN.com, Jumat (10/9).

Sebab, kata dia, bila lengah sedikit saja, terutama di penghujung upaya hukum, kubu AHY bisa saja dikalahkan.

"Setidaknya kubu AHY harus sudah mengantisipasi skenario terburuk tersebut," ucap akademisi Universitas Esa Unggul itu.

Mantan dekan FIKOM IISIP Jakarta itu juga menilai pidato Presiden Jokowi dalam perayaan HUT ke-20 Partai Demokrat pada Kamis (9/9), hanya dilihat sebatas penghormatan.

"Apresiasi Jokowi mengindikasikan respeknya terhadap partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)," ujar dia.

Jamiluddin Ritonga menilai Jokowi baru dianggap benar-benar mendukung kepemimpinan AHY di Partai Demokrat bila sudah menegur KSP Moeldoko.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News