Selamat Jalan Riham, Bocah Korban Serangan Brutal Rezim Assad

Selamat Jalan Riham, Bocah Korban Serangan Brutal Rezim Assad
Ghouta Timur porak-poranda akibat perang saudara Syria. Foto: Al Jazeera

Riham dan Tuqa dapat dievakuasi. Mereka dibawa ke klinik terdekat sebelum dilarikan ke rumah sakit. Sayang, Tuhan memiliki kehendak lain. Riham tak bertahan. Dia meninggal saat tiba di rumah sakit karena luka-luka yang diderita. Tuqa masih dalam kondisi kritis dan berada di ICU.

Abdullah sangat berharap Tuqa bisa selamat. Jika tidak, dia bakal sebatang kara. Istrinya, Asmaa Naqouhl, dan putrinya yang lain meninggal dalam serangan yang sama. Mereka tewas di lokasi kejadian. Abdullah juga tak lagi punya tempat tinggal. Sejak serangan itu, Kota Ariha luluh lantak.

Aktivis Syria menyatakan bahwa setidaknya 10 orang meninggal dalam serangan yang terjadi di Provinsi Idlib, Aleppo, dan Hama itu.

Idlib seharusnya menjadi area bebas serangan. Sebab, dalam kesepakatan gencatan senjata antara Rusia dan Turki, Idlib dijadikan tempat untuk menampung para pengungsi. Lebih dari 3 juta orang tinggal di Idlib. Turki adalah pendukung oposisi Syria, sebaliknya Rusia mendukung rezim Bashar Al Assad.

Sayang, Rusia dan Assad mengingkari kesepakatan itu. Mereka terus saja membombardir kantong-kantong oposisi. Dalam sepuluh hari terakhir, 103 orang meninggal. Sebanyak 26 di antaranya adalah anak-anak. Assad, sepertinya, sengaja menyasar penduduk sipil. Sebab, sebagian besar serangan terjadi di sekolah, rumah sakit, pasar, dan toko kue.

"Melihat pola serangannya, itu tidak mungkin terjadi karena ketidaksengajaan," ujar Kepala Badan HAM PBB Michelle Bachelet seperti ditulis Al Jazeera.

Serangan brutal Assad dimulai akhir April. Ada 39 fasilitas medis dan lebih dari 50 sekolah yang dibombardir. Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) menyatakan, total penduduk sipil yang tewas mencapai 730 orang. Selain itu, lebih dari 400 ribu orang kehilangan tempat tinggal.

Versi Bachelet, pada periode itu, korban tewas 450 orang. Tak ada informasi yang pasti di medan perang. Yang pasti adalah nyawa penduduk yang tak berdosa dikorbankan. (*/c10/dos)


Serangan brutal Assad dimulai akhir April. Ada 39 fasilitas medis dan lebih dari 50 sekolah yang dibombardir. Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) menyatakan, total penduduk sipil mencapai 730


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News