Selandia Baru Akhiri Social Distancing, Warga Indonesia di Auckland Merasa Bangga

"Sebelumnya kita pernah stage four [tingkat empat pembatasan] yang benar-benar lockdown, takeaway makanan pun tidak bisa dilakukan selama enam minggu," kata Yutia yang sudah tinggal empat tahun di Selandia Baru.
Tapi ada alasan kuat mengapa Selandia Baru menurunkan tingkat kewaspadaan COVID-19 ke Tingkat Satu, diantaranya jumlah kasus COVID-19 yang terus turun sebelum aturan dilonggarkan.
Yutia kini kerja di bidang Informasi dan Teknologi (IT) dan sempat menjadi pemilik usaha kuliner di Selandia Baru, yang kemudian ia tinggalkan di akhir tahun 2019 sebelum pandemi virus corona.
Sejak Selasa kemarin, Yutia masuk ke kantornya karena merasa "kangen", meski masih ada pilihan untuk bekerja dari rumah.
"Kemarin-kemarin naik bus itu masih social distancing, biar tidak penuh … kalau sekarang sudah tidak ada pembatasan jumlah penumpang," jelasnya.
'Ikut bangga' dengan pencapaian Selandia Baru

Warga Indonesia lainnya, Carissa Paramita mengatakan jika kehidupan di Selandia Baru sebenarnya sudah berangsur kembali normal sejak aturan pembatasan diturunkan ke Tingkat Dua.
Sekitar tiga minggu lalu beberapa kegiatan ekonomi sudah diperbolehkan kembali beroperasi dan warga sudah bebas keluar dan beraktivitas.
Mulai pergantian hari Selasa (9/06), Selandia Baru mencabut pembatasan aktivitas sosial dan bisnis yang sebelumnya diterapkan untuk mencegah penularan virus corona
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Ibas Ingatkan Pentingnya Perlindungan PMI dan Penguatan Keamanan Perbatasan
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS