Selisih Penerimaan dan Target Pajak Mencapai Rp 130 Triliun
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi selisih realisasi penerimaan terhadap target atau shortfall pajak mencapai Rp 110 triliun hingga Rp 130 triliun.
Padahal, pemerintah sudah menurunkan target penerimaan pajak dari Rp 1.307,6 triliun menjadi Rp 1.283,6 triliun dalam APBNP 2017.
Sri menyebutkan, per 15 Desember, pemerintah mengoleksi penerimaan pajak Rp 1.058,4 triliun atau 82,5 persen dari target.
Artinya, masih ada Rp 225,2 triliun lagi yang harus dikejar.
’’Kami tidak kejar yang Rp 225 triliun. Kami perkirakan dua minggu mendatang masih ada tambahan penerimaan lebih dari Rp 100 triliun. Itu sudah diidentifikasikan. Estimasi shortfall kita ada di Rp 110 triliun–Rp 130 triliun,’’ ujarnya di Gedung Djuanda, Kemenkeu, Jakarta, Rabu (20/12).
Penerimaan pajak hingga 15 Desember 2017 terdiri atas pajak penghasilan minyak dan gas (PPh migas) Rp 49,6 triliun serta pajak nonmigas Rp 1.008,8 triliun.
Untuk periode yang sama tahun lalu memang nilainya lebih tinggi.
Namun, dia menekankan bahwa penerimaan pajak tahun lalu menyertakan hasil program tax amnesty.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi selisih realisasi penerimaan terhadap target atau shortfall pajak mencapai Rp 110 triliun hingga Rp 130 triliun.
- Versi IndoStrategi, Abdul Mu'ti Jadi Menteri dengan Nilai Performa Tertinggi
- Ketua Komisi II DPR Sebut Kemandirian Fiskal Banten Tertinggi di Indonesia pada 2024
- Pramono Anung Bakal Kejar Penunggak Pajak Kendaraan Bermotor di Jakarta
- AUKSI Lakukan Serah Terima Kantor Baru di Surabaya, Dorong Peningkatan PNBP
- Siasat Sri Mulyani untuk Meredam Tarif Resiprokal Amerika Serikat
- Tak Risau, Sri Mulyani Sebut Rupiah Sejalan dengan Perekonomian Domestik