Semenit Harmal

Oleh Dahlan Iskan

Semenit Harmal
Dahlan Iskan dalam kereta di dari Swansea menuju Cardiff, Wales. Foto: disway.id

Di Cardiff saya akan pilih tidur di emperan toko. Bisa pakai jaket rangkap dua. Saya lihat beberapa anak muda melakukan itu. Mereka bukan gelandangan. Tidurnya di emperan bacaannya buku tebal.

Malam itu Kota Cardiff sendiri tidak tidur. Pesta di mana-mana. Yang jagonya kalah pun pesta. Apalagi yang menang.

Orang pun berdisko di jalan-jalan. Juga di bar. Kota ini seperti penuh dengan bar. Begitu banyak bar. Seperti melebihi kaki lima di Makassar.

Rupanya pesta Speedway itu campur dengan pesta malam Minggu. Apa pun dipamerkan oleh yang sedang jalan-jalan itu --pakaian terbuka, celana ketat, paha, dada, bir, kebab.

Banyak juga wanita yang kelelahan: duduk sembrono di trotoar. Dengan rok mininya. Atau mencopot sepatunya, ganti pakai sandal jepit --sepatu seksinya ditenteng.

Akhirnya saya sendiri mendapat kamar hotel. Lewat tengah malam. Mungkin ada yang pilih pulang setelah Speedway.

Jangan tanya mahalnya harganya --sama sekali tidak pantas disebut. "Kalau ada pertandingan rugby lebih mahal lagi," ujar petugas hotel dengan entengnya.

Stadion Speedway itu memang juga dipakai pertandingan Rugby. Piala Dunia Rugby pernah dilaksanakan di situ.

Selalu ada wi-fi di kereta api di Inggris. Juga di bus antarkota. Pun di bus kota.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News