Semester I, Bea Cukai Raih penerimaan Tertinggi Dalam 3 Tahun Terakhir

Semester I, Bea Cukai Raih penerimaan Tertinggi Dalam 3 Tahun Terakhir
Foto: Bea Cukai

jpnn.com, JAKARTA - Peran Strategis Bea Cukai

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan salah satu instrumen kebijakan fiskal pemerintah, yang mempunyai tiga fungsi utama yaitu fungsi alokasi, distribusi, dan stabilisasi.

APBN diarahkan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas, dengan indikasi pencapaian seperti penurunan tingkat kemiskinan, menekan ketimpangan dan pengangguran, memperbaiki kualitas SDM hingga pembangunan infrastruktur.

Pada tahun 2018, realisasi tingkat kemiskinan turun menjadi 9,66 persen, rasio gini atau tingkat ketimpangan pendapatan masyarakat juga turun menjadi 0,389, dan tingkat pengangguran terbuka (TPT) turun ke angka 5,34 persen.

BACA JUGA: Strategi Bea Cukai untuk Meningkatkan Perekonomian Indonesia

Pembangunan infrastruktur tahun 2018 dengan alokasi anggaran Rp410 triliun, telah digunakan untuk membangun 2.271,3 km jalan, 52.449 m jembatan, hingga 4 bandara baru.

Pentingnya peran APBN tersebut, tentu harus ditopang dan didorong oleh pendapatan negara.

Revenue Collector, salah satu fungsi bea cukai, mengamanatkannya untuk berperan aktif dalam membiayai APBN melalui penerimaan kepabeanan dan cukai. Realisasi penerimaan bea cukai pada tahun 2018 mencapai Rp205,49 triliun, bila ditambah dengan PDRI yang sebesar Rp.245,2 triliun maka total kontribusi bea cukai sekitar Rp450 triliun pada tahun 2018 atau melebihi anggaran infrastruktur tahun 2018.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan salah satu instrumen kebijakan fiskal pemerintah, yang mempunyai tiga fungsi utama yaitu fungsi alokasi, distribusi, dan stabilisasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News