Sempat Jadi Tulang Punggung, Galangan Kapal Nasibmu Kini
jpnn.com, BATAM - Industri galangan kapal yang sempat menjadi tulang punggung ekonomi Batam, Kepulauan Riau, kini lagi sekarat dan butuh pertolongan.
Lesunya ekonomi global dan sepinya permintaan untuk pembuatan kapal menyebabkan sejumlah perusahaan pembuatan kapal di sana bangkrut.
Badan Pengusaha (BP) Batam punya rencana baru untuk kembali menggairahkan industri yang sempat menjadi tulang punggung ekonomi Batam ini.
"Mulai sekarang akan fokus untuk promosi terarah yakni bagaimana cara masukkan industri teknologi tinggi dan bagaimana membangun shipyard," terang Kepala BP Batam, Hatanto Reksodipoetro setelah acara halal bihalal, Selasa (4/7).
Menurut Hatanto, faktor penyebab jatuhnya shipyard di Batam bukan hanya karena pengaruh ekonomi global saja. "Semua orang tahu bahwa sebagian besar teknologi shipyard di Batam masih rendah," jelasnya.
Hingga saat ini, ratusan shipyard di Batam hanya membuat kapal tongkang untuk keperluan eksplorasi minyak dan gas (migas).
"Shipyard kita menggantungkan pasarnya dari tambang minyak dan batubara. Sehingga begitu tambang jatuh, pesanan tongkang berkurang," jelasnya lagi.
Makanya BP Batam berkeras ingin memasukkan industri berteknologi tinggi termasuk shipyard yang mau membangun kapal-kapal kelas tinggi.
Industri galangan kapal yang sempat menjadi tulang punggung ekonomi Batam, Kepulauan Riau, kini lagi sekarat dan butuh pertolongan.
- 689 PPPK Batam Terima SK, Ini Pesan Muhammad Rudi
- 90 Pegawai Non-ASN di Batam tidak Masuk Kerja Seusai Cuti Lebaran
- DHL jadi yang Pertama Meluncurkan Pusat Logistik Kendaraan Listrik di Batam
- DPRD Imbau Perusahaan di Batam Membayarkan THR Tepat Waktu
- Tangkap Buronan Interpol, Polresta Barelang Terima Penghargaan dari Kedubes Jepang
- 4 Remaja Wanita Pelaku Perundungan di Batam yang Viral Sudah Ditangkap Polisi