Sempat Takut akan Dibunuh, Remaja 18 Tahun Ini jadi Imam Masjid Agung

Sempat Takut akan Dibunuh, Remaja 18 Tahun Ini jadi Imam Masjid Agung
Muhammad Sahl Amin Sulthoni. Foto: Radar Timika

jpnn.com, TIMIKA - Ada yang berbeda di Masjid Agung Babussalam, Timika, Papua, di bulan Ramadan tahun ini. Pihak masjid mendatangkan penceramah dan juga imam dari luar daerah. Imam masjid yang satu ini masih muda, baru 18 tahun.

Fachruddin Aji Sri Widodo, Radar Timika

Muhammad Sahl Amin Sulthoni, atau yang biasa dipanggil Sahl ini lahir di Kota Boyolali, 7 Agustus 1998. Sahl mengaku menjadi seorang imam karena tidak sengaja. Pemuda yang memiliki hobi futsal ini mengatakan jika awalnya dirinya hanya melihat poster pencarian seorang imam masjid. Ketika itu dirinya memang langsung tertarik untuk mengikuti. Tetapi gagal.

“Awalnya sih saya cuma iseng saja. Pada waktu itu saya melihat sebuah poster pencarian seorang imam masjid, saya pun mendaftar. Tetapi dari 200 pendaftar, nama saya tidak muncul,” ungkapnya.

Namun dia tidak menyerah. Meskipun sebelumnya ia menyebut bahwa pertama kali ia mendaftar adalah sebuah keisengan. Dia kemudian bergabung ke dalam salah satu forum di media sosial, yang berisi ustaz dan ulama-ulama ahli. Dia mengirimkan suaranya saat membaca alquran untuk melihat tanggapan dari ulama di forum tersebut.

Dari forum itulah dirinya mendapatkan sebuah pesan singkat, dan tawaran sebagai imam di Masjid Agung Babussalam. "Niat sebenarnya sih untuk meminta pendapat soal apakah bacaan saya ada yang salah atau tidak. Tetapi respons mereka malah lebih, dan memuji jika suara saya bagus. Dari situ saya dapat tawaran jadi imam di Masjid Babussalam,” katanya.

Sahl mengatakan, awalnya dirinya tidak percaya dengan tawaran menjadi imam di Timika, setelah berhasil terpilih dari delapan orang peserta yang juga mengirimkan suaranya. Dia mengaku sangat takut, dan khawatir jika ini adalah sebuah modus penipuan.

"Awalnya saya dihubungi melalui pesan singkat, yang mengatakan jika salah satu masjid di Timika membutuhkan seorang imam. Saya kirimlah rekaman suara saya,dan ternyata dari delapan peserta yang mengirim, saya lah yang terpilih. Sebenarnya sih saya tidak percaya, saya kira ini modus penipuan, dan kemungkinan saya akan dibunuh. Tetapi ternyata tidak,” ucapnya.

Ada yang berbeda di Masjid Agung Babussalam, Timika, Papua, di bulan Ramadan tahun ini. Pihak masjid mendatangkan penceramah dan juga imam dari luar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News