Sengketa Laut China Selatan, Admiral Amerika Singgung Negara Antagonis Pencuri Ikan

Sengketa Laut China Selatan, Admiral Amerika Singgung Negara Antagonis Pencuri Ikan
Penampakan Hohhot (Hull 161), kapal perusak kawal rudal milik Komando Armada Selatan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA), saat berpatroli di perairan Laut China Selatan pada Kamis (20/8/2020) pagi. Foto: ANTARA/HO-ChinaMilitary/mii/TM

jpnn.com, JAKARTA - Komandan Keamanan Laut (Coast Guard) Amerika Serikat, Admiral Karl L Schultz, mengatakan bahwa AS mendorong kawasan perairan Indo-Pasifik yang terbuka dan bebas dan mendukung alur perdagangan bebas.

Dalam konferensi pers melalui sambungan telepon dari Jakarta, Kamis, Schultz mengatakan bahwa semua pihak yang terlibat di perairan Indo-Pasifik secara kolektif perlu berfokus pada upaya untuk menjaga kebebasan dan keterbukaan perairan di kawasan.

“Saya pikir jika terdapat area yang disengketakan, kita perlu merujuk pada mekanisme yang telah ada untuk mencari solusinya,” katanya.

Terkait Laut China Selatan dan Laut China Timur, Schultz mengatakan bahwa semua pihak yang bersengketa perlu mematuhi tatanan berdasarkan aturan atau rule-based order terkait kemaritiman.

Dia juga menekankan pentingnya menjaga perdagangan tetap terbuka dan menyelesaikan persengketaan kawasan dengan damai.

“Saya rasa para pelaku kawasan yang menekan dan antagonis, yang mengoperasikan kapal pemancing ikan di area-area yang disengketakan, saya tak yakin itu adalah wujud pemerintahan kemaritiman modern berdasarkan aturan yang ingin kami bela di kawasan,” ujar Schultz.

Dalam kesempatan tersebut, Schultz juga menjawab pertanyaan terkait kehadiran milisi China di kapal-kapal yang diakui sebagai kapal ikan di Laut China Selatan dan Laut China Timur.

Dia menggambarkan kapal ikan tersebut tampak seperti milik pemerintah karena dilengkapi persenjataan seperti tembakan air atau water cannon.

Amerika Serikat tidak akan pernah berpihak kepada negara yang bertindak semaunya di Laut China Selatan

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News