Sentimen Anti Asing Lemahkan Rupiah

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, rilis data neraca perdagangan April 2014 yang mencatat defisit hingga USD 1,96 miliar memang cukup mengagetkan pasar di awal Juni ini.
Defisit itu dipercaya akan berdampak pada melebarnya defisit transaksi berjalan (current account deficit), sehingga makin menekan rupiah. "Fokus BI adalah menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Untuk APBN Perubahan 2014, kita proyeksi di kisaran 11.600 - 11.800 (per USD)," ujarnya.
Menurut Agus, secara fundamental, setiap Triwulan II memang menjadi periode tahunan yang cukup berat.
Selain potensi defisit neraca dagang akibat tren naiknya impor, pasokan valuta asing (valas) di pasar keuangan juga ketat karena banyak perusahaan yang membayar dividen kepada pemegang saham di luar negeri, serta banyaknya utang valas yang jatuh tempo. "Jadi, wajar kalau saat ini rupiah terdepresiasi," katanya. (Owi)
JAKARTA - Tekanan terhadap rupiah belum mereda. Sepanjang awal pekan ini, nilai tukar rupiah sudah melemah 82 poin. Data Jakarta Interbank Spot Dollar
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Ketum HIPPI Jaksel Apresiasi Langkah Berani BI Perluas Ekspansi QRIS Lintas Negara
- Siap Tingkatkan Ekraf, Gempar Targetkan Sulut Jadi Pintu Gerbang Asia Pasifik
- Bank Mandiri Catat Transaksi Digital Makin Meningkat
- Harga Emas Antam, UBS, dan Galeri24 Hari Ini Kembali Merosot Tajam
- Harga Emas Antam Hari Ini 3 Mei Turun, Jadi Sebegini Per Gram
- PLN Indonesia Power UBH Raih Penghargaan Gold Medal Bintang 4 WISCA Award 2025