Sepak Bola Berjalan Makin Diminati, Kemenpora Merespons, Simak

Sepak Bola Berjalan Makin Diminati, Kemenpora Merespons, Simak
Ketua Persejasi Hendra Hartono memberikan sambutan dalam peluncuran Persejasi di Arena21 Pulomas, Jakarta, yang dihadiri perwakilan Kemenpora, Kadin Indonesia dan sejumlah legendaris sepak bola dari Indonesia Football Ambassador (IFA). Foto: Dok. Persejasi

Ide awal, kata dia, untuk mengembangkan olahraga ini karena kondisi pandemi dan ingin melibatkan banyak pihak terlibat.

“Dalam waktu singkat, peminat di Indonesia terus meningkat karena mudah dijangkau dan sudah ada beberapa agenda nasional yang sedang disiapkan dalam setahun ini,” ujar Hendra.

Sepak bola berjalan semakin dikenal dan telah banyak dimainkan di dunia sejak diperkenalkan pertama kali oleh John Croot pada 2011.

Di Inggris sendiri, negeri asal sepak bola berjalan, telah terdaftar ribuan perkumpulan atau klub olahraga ini.

Pada dasarnya, olahraga ini adalah pengembangan dari olahraga sepak bola yang sudah dikenal sebelumnya. Namun, karena olahraga ini dirancang untuk usia di atas 50 tahun (untuk perempuan, di atas 40 tahun), maka terdapat lebih dari 50 perbedaan aturan permainan dengan olahraga sepak bola.

Salah satunya, pemain dilarang berlari selama permainan/pertandingan, baik ketika menguasai bola ataupun tidak.

Aturan lainnya adalah tidak diperkenankan untuk melakukan cegatan dengan kontak fisik (tackling) dan tidak diperkenankan menendang bola melambung hingga melewati kepala atau ketinggian tertentu yang telah ditetapkan. 

Semua aturan tersebut dibuat agar tidak ada cedera fisik dan gangguan kesehatan lain yang berpotensi dihadapi pemain sepak bola berjalan.

Sepak bola berjalan (walking football) makin diminati di Indonesia sebagai olahraga rekreasi dan cocok untuk kesehatan. Kemenpora merespons begini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News